LAMBAR- Di tengah tantangan krisis pangan global dan perubahan iklim yang mengancam stabilitas sektor pertanian, Kabupaten Lampung Barat justru menunjukkan kemajuan signifikan dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah. Hal ini tak lepas dari kepemimpinan visioner Bupati Hi. Parosil Mabsus yang terus mendorong inovasi, kolaborasi, dan keberpihakan nyata kepada para petani serta pelaku usaha tani lokal.
Bupati Lampung Barat Hi. Parosil Mabsus menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kesejahteraan petani dengan mengalokasikan bantuan alat pertanian kepada sejumlah kelompok tani yang ada di kabupaten Lampung Barat.
Bantuan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.
Adapun bantuan yang disalurkan mulai dari mesin Handsprayer Tasco (HSP), mesin Combine Harvester yang berasal dari Kementerian Pertanian atas usulan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dan Pemerintah Provinsi Lampung.
Parosil Mabsus menyatakan, bahwa petani adalah ujung tombak ketahanan pangan bangsa.
“Petani garda terdepan NKRI, wajar kalau petani diberi tempat yang terhormat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah pusat fokus memperkuat ketahanan pangan melalui berbagai program, termasuk bantuan alat pertanian, pembangunan irigasi, dan perbaikan akses jalan.
Parosil menyebutkan kabupaten Lampung Barat memiliki 11 ribu hektar lahan pertanian padi, olleh karena itu, ia meminta agar potensi pertanian ini dikelola secara optimal dan didampingi secara intensif oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
“Kalau di sini tidak sejahtera, ada apa? apa karena bibitnya tua, dari pengelolaan atau apa?” tanyanya.
Ia juga menekankan agar bantuan alat Combine Harvester yang sudah diterima dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para kelompok tani. Parosil berharap, bantuan alat pertanian lainnya juga bisa segera menyusul dari pemerintah pusat.
Salah satu perwakilan penerima bantuan, Ahmad Rosidin, menyampaikan apresiasinya atas perhatian dan bantuan yang diberikan.
“Kami ucapkan terima kasih sekali atas bantuan dari Pemerintah. Mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia hingga akhirat,” ucapnya.
Di bawah kepemimpinan Parosil Mabsus, pembangunan sektor pertanian di Lampung Barat tidak hanya terfokus pada peningkatan hasil produksi semata, tetapi juga pada keberlanjutan sistem pangan dari hulu ke hilir.
Berbagai program strategis telah digulirkan untuk memperkuat ekosistem pertanian dan ketahanan pangan, mulai dari penyediaan bantuan benih unggul, penyuluhan intensif bagi petani, pengembangan infrastruktur pertanian, hingga penciptaan pasar yang stabil bagi produk-produk lokal.
“Petani adalah pahlawan pangan. Maka sudah menjadi kewajiban kami untuk memastikan mereka mendapat dukungan penuh,” ujar Parosil dalam salah satu agenda panen raya di Kecamatan Balik Bukit.
Ucapan ini bukan sekadar retorika. Program “Petani Berjaya” dan “Kartu Petani Berjaya” yang digagas pemerintah daerah menjadi bukti nyata keberpihakan pemimpin terhadap sektor paling mendasar dalam kehidupan masyarakat.
Lampung Barat juga menjadi kabupaten yang aktif mengintegrasikan teknologi pertanian berbasis data untuk meningkatkan efisiensi lahan dan produksi.
Melalui kerja sama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi, pemerintah kabupaten berhasil memperkenalkan sistem pertanian presisi, penggunaan pupuk organik ramah lingkungan, serta sistem irigasi hemat air yang semakin diminati petani lokal.
Di sisi lain, Bupati Parosil juga tak lupa menyentuh aspek hilir melalui pembangunan sentra-sentra agroindustri di beberapa kecamatan.
Hal ini bertujuan agar produk pertanian tak hanya dijual sebagai bahan mentah, melainkan diolah lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah. Salah satunya adalah pengolahan kopi robusta Lampung Barat, yang kini telah menembus pasar nasional dan internasional.
Lebih dari itu, pendekatan ketahanan pangan yang diambil oleh Parosil juga mencakup dimensi sosial dan budaya.
Program diversifikasi pangan lokal seperti singkong, pisang, dan umbi-umbian lokal didorong sebagai alternatif pangan pokok.
Strategi ini bukan hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan ketahanan pangan keluarga.
Menurut data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lampung Barat, indeks ketahanan pangan kabupaten meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir, dengan Lampung Barat berada pada posisi strategis sebagai daerah penyangga pangan untuk wilayah Lampung bagian barat dan sekitarnya.
Ketahanan pangan bukan sekadar urusan ladang dan lumbung, tapi juga kepemimpinan yang berpihak dan berani mengambil keputusan jangka panjang. Dalam hal ini, Bupati Parosil Mabsus telah menunjukkan bagaimana seorang pemimpin daerah mampu menciptakan transformasi nyata di sektor paling vital bagi kelangsungan masyarakat.
Dengan fondasi yang kuat dan komitmen yang terus terjaga, masa depan ketahanan pangan Lampung Barat tampak kian cerah. Kabupaten ini bukan hanya menjadi lumbung pangan regional, tetapi juga contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun kemandirian pangan yang berkelanjutan. (*)