TEGAL – Gerakan Pemuda Progesif (GPP) secara resmi menyatakan dukungan kepada Eka Widodo (Edo) untuk maju menjadi Calon Bupati Kabupaten Tegal. Ketua Umum GPP, Tatang Raharjo beralasan figur Eka Widodo atau Edo bakal mendatangkan harapan perubahan bagi masyarakat kabupaten Tegal.
“Di atas kertas, (mas) Edo ini luar biasa sekali. Dia punya popularitas dan basis pendukung yang besar di Tegal. Edo pemilik suara terbesar di sana. Figurnya saat ini tengah disukai masyarakat Tegal,” kata Raharjo dalam kepada awak media, Selasa (7/5) sore.
Raharjo pun meyakini sebagai pendatang baru PKB yang meraih suara tertinggi di daerah pemilihan Brebes-Tegal, Edo sangat potensial memenangkan pemilihan Bupati Tegal. Terlebih, Edo memang memiliki dukungan yang besar dari pesantren-pesantren besar yang memiliki puluhan hingga ratusan ribu jamaah. Misalnya pondok pesantren Attauhidiyah di Cikura dan pondok pesantren Tarbiyatut Tholibin di Bumijawa.
“Perolehan suaranya di kabupaten Tegal mencapai jumlah 71.735 suara. Itu modal elektoral yang besar bagi Edo. Dia hanya perlu mencari sosok Wakil Bupati yang pas dan berdampak positif bagi perolehan suaranya. Edo punya semua modal untuk menjadi Bupati,” jelas dia.
Raharjo pun mengusulkan Edo untuk berpasangan dengan Ketua DPRD Kabupaten Tegal Mohammad Faiq yang juga berhasil meraih perolehan tinggi sebanyak 19.811 suara sebagai Caleg DPRD kabupaten Tegal. Faiq yang juga merupakan kader PKB, ungkapnya, memudahkan langkah duet kedua figur tersebut (Edo-Faiq) untuk melenggang menjadi Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Tegal.
“Perolehan kursi PKB di Kabupaten Tegal pada pemilu 2024 berjumlah 17 kursi. Jadi PKB pun bisa mencalonkan sendiri kandidatnya. Gerakan Pemuda Progresif berharap duet Edo-Faiq bisa terwujud menjadi harapan baru bagi perbaikan nasib masyarakat Tegal,” tuturnya.
Belakangan, nama Eka Widodo mencuat sebagai politisi PKB paling bersinar di kabupaten Tegal. Sebagai santri dan pengusaha nasional, Eka Widodo berhasil meraup dukungan besar dari mayoritas pondok pesantren yang berada di kabupaten Tegal. Salah satu strateginya yang dianggap efektif adalah dengan datang dan mendengarkan langsung aspirasi dan harapan dari kalangan pesantren.
