Kapus MBKM Unila Hibah Bahan Presentasi Data Perkembangan Program MBKM

872 views

Bandar Lampung – Kepala Pusat (Kapus) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Lampung (Unila) Neni Hasnunidah, membagikan bahan presentasi dalam format PPT berisi data perkembangan program MBKM Unila selama semester genap 2021/2022.

“Boleh dibuka datanya. Kita lihat bersama apa saja program MBKM yang telah dilaksanakan di Unila,” ujar Neni saat berbincang dengan tim majalah Unila View, beberapa waktu lalu, di lingkungan kampus setempat.

Neni menunjukkan grafik kepesertaan mahasiswa Unila dalam kegiatan MBKM, baik yang dilaksanakan Kemendikbudristek maupun terobosan yang digulirkan Unila mulai semester genap, berupa hibah riset.

“Program MBKM dari kementerian itu terbatas. Dari tahun ke tahun, kegiatan yang diikuti mahasiswa itu-itu saja. Misalnya, pertukaran mahasiswa, magang, dan kampus mengajar. Sebenarnya ada delapan kegiatan MBKM. Selebihnya diharapkan dari kreativitas kampus, seperti riset, KKN tematik, kewirausahaan, dan proyek kemanusiaan,” ujar Neni.

Untuk itu, lanjutnya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) melakukan terobosan dengan menganggarkan dana hibah riset bagi dosen. Dengan catatan, dosen wajib mengajak 10-20 mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan riset tersebut.

Manajemen implementasi riset MBKM ini dilakukan LP2M bekerja sama dengan Lembaga Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M). Pada semester genap, terjaring 51 dosen yang lolos seleksi hibah riset dengan anggaran Rp50 juta per dosen.

“Ini terobosan, belum pernah ada sebelumnya. Jadi pada semester genap 2021/2022, terjaring 611 mahasiswa MBKM melalui program riset ini,” tutur Neni.

Jumlah keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan riset merupakan jumlah terbanyak dibandingkan kegiatan MBKM lainnya. Neni memaparkan, pada semester genap total jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan MBKM adalah 1.020 orang.

Adapun rinciannya, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 73 orang (7%), Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) 2 sebanyak 286 orang (26%), Kampus Mengajar (KM) angkatan 3 sebanyak 50 orang (5%), dan Riset 611 orang (60%).

BACA JUGA :   Prof. Karomani Hadiri Koordinasi Tim Ketahanan Pangan Nasional 2022

Program riset menyumbang nilai tertinggi untuk mendukung indikator kinerja utama (IKU) 2 karena semua kegiatan riset dapat dikonversi mata kuliahnya. Berbeda dengan beberapa kegiatan MBKM lain, terkadang masih terkendala pada konversi nilai dari dosen penanggung jawab (PJ) mata kuliah.

“Kalau untuk kegiatan riset semua bisa dikonversi karena dosen periset ngobrol sama dosen PJ. Ada mahasiswa mau ikut penelitian saya, tentang MBKM, judul penelitiannya ini, kira-kira mata kuliah yang sesuai dengan judul itu yang mana. Kemudian direkrutlah dosen PJ tersebut,” kata Neni.

Koordinasi yang intens antara dosen periset dan dosen PJ mempermudah konversi nilai karena semua kegiatan riset telah disesuaikan dengan capaian pembelajaran mata kuliah yang diinginkan dosen PJ.

Kegiatan riset MBKM juga tersebar di semua fakultas yang ada di Unila, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis 91 mahasiswa, Fakultas Hukum 65 mahasiswa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 89 mahasiswa, Fakultas Pertanian 88 mahasiswa, Fakultas Teknik 79 mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 86 mahasiswa, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 84 mahasiswa, serta Fakultas Kedokteran 29 mahasiswa.

“Biasanya mahasiswa fakultas kedokteran sulit untuk ikut program MBKM. Magang susah, pertukaran mahasiswa susah, nah melalui riset ini mereka bisa mengikuti kegiatan MBKM,” ujar Neni.

Pada semester ganjil ini, LP3M kembali menggulirkan hibah riset bagi para dosen. “Ini sudah berjalan, tapi kami sedang menunggu seleksi berapa yang diterima untuk semester ganjil ini, belum ada datanya”.

Terobosan lain yang dilakukan untuk meningkatkan kepesertaan MBMK adalah kegiatan KKN Tematik Membangun Desa. Menurut Neni, saat ini KKN Membangun Desa baru dilaksanakan secara mandiri oleh beberapa fakultas dengan kepesertaan mahasiswa yang masih terbatas.

BACA JUGA :   FISIP Unila Gelar the 3rd IICIS dan IAPA 2022

Dia sudah berkoordinasi dengan penanggung jawab program KKN Unila agar KKN yang selama ini hanya dilaksanakan selama dua bulan dapat diperpanjang menjadi empat bulan. Konversi nilai KKN dapat dilakukan untuk mata kuliah-mata kuliah pilihan.

Neni mengusulkan, KKN Membangun Desa dilakukan mahasiswa yang memiliki tempat tinggal di sekitar lokasi KKN sehingga tidak membutuhkan tambahan biaya yang besar untuk living cost selama KKN.

“Ke depan saya ingin KKN Tematik Membangun Desa ini dapat dilakukan dengan membangun desa mereka sendiri. Kumpulkan sekian mahasiswa yang ada di satu kecamatan atau kabupaten lalu buat KKN sesuai mata kuliah yang akan dikonversi. Saya sudah berkoordinasi dengan PIC KKN. Jika bisa dikonversi, akan kita sosialiasikan,” jelasnya.

Neni juga mengungkapkan, pihaknya sudah mulai mendata kegiatan kewirausahaan agar dapat dikonversi menjadi kegiatan MBKM dengan meminta data mahasiswa yang lolos Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Unila.

Secara garis besar, lanjutnya, beberapa strategi yang dilaksanakan LP3M dalam meningkatkan kegiatan dan program MBKM di Unila ialah talent scout penjaringan peserta MBKM, bimtek akselerasi pencapaian pengalaman belajar di luar kampus 20-60 SKS, dan pendampingan pengelolaan kegiatan MBKM.

Selanjutnya, melaksanakan penyusunan instrumen monev MBKM Unila tahun 2022, monev kurikulum hibah MBKM Unila tahun 2022, dan melaksanakan workshop revitalisasi kurikulum MBKM.

Kemudian, menyelenggarakan FGD penyusunan pertor konversi SKS universitas, monev pencapaian partisipasi program studi dalam pelaksanaan kurikulum MBKM.

“Untuk kewirausahaan sudah mulai masuk data kita di semester ganjil ini. Kemarin saya sudah meminta mahasiswa yang lolos PMW untuk mengisi data di Sistem Informasi MBKM, namun nampaknya masih kesulitan di sistem konversi mata kuliah,” kata dia.

Jika mahasiswa ikut kegiatan MBKM tetapi tidak bisa dikonversi nilainya, maka tidak akan bisa masuk ke IKU 2. (*)

BACA JUGA :   Unila Gelar Bedah Buku “(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir”