JAKARTA – Di era reformasi partai keadilan sejahtera (PKS)muncul sebagai partai menengah dengan slogan Bersih dan Peduli. Slogan yang membuatnya melesat mengungguli partai Islam yang sudah mapan.
Namun saat ini setelah PKS berganti kepemimpinan sinisme publik mulai bermunculan. Pasalnya partai yang bernuansa Islam ini mulai tersandung berbagai kasus korupsi dan skandal.
Pengamat politik Saiful Muzadi menegaskan di waktu awal berdiri, partai ini mampu memperoleh suara di kisaran 8 persen. Pada 2009, suara itu di- pertahankan di tengah merosotnya perolehan suara partai-partai Islam yang lain.
“Berbagai skandal mencuat ke permukaan dan melibatkan kader-kader penting partai. Yang paling baru adalah kasus yang melibatkan Gubernur Sumaterara Gatot Pujo Nugroho,” kata Muzani.
Skandal terbaru dari kader yang berlogo dan berwarna oranye ini tak lain dugaan adanya pelecehan seksual yang dialami wanita dengan inisial FN ( 29 th).
Awas Abuse of Power
Pengamat politik sekaligus Direktur CBA, Ucok Sky Khadafu menyayangkan kasus pelecehan kader PKS yang disebut-sebut juga ponakan dari Khoirudin, Ketua DPRD DKI Jakarta dari PKS.
‘” Bukan hanya diduga melakukan pelecehan kepada bawahannya, Nurdin ini juga terima gaji dari dua posisi yang strategis yakni PJLP dan dewan kota. Ini jelas Maladministrasi, ” kata Ucok Skay kepada wartawan, Sabtu, 18 April,
Ucok juga mengingatkan Khoirudin untuk tidak membela ponakannya dengan menggunakan kewenangannya sebagai pimpinan dewan.
“Bela ponakan itu wajar karena keluarga, tapi caranya jangan gunakan kewenangan atau kekuasaannya itu sebagai pimpinan dewan bisa menyalahi aturan yg ditetapkan undang- undang, ” kata Ucok.
