Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr HM Nasrullah Yusuf MBA memberikan pemahaman ringkas mengapa tarawih dikerjakan 11 dan 23 rekaat. Semua memiliki basis dalil masing-masing sehingga umat tinggal memilih mana yang paling cocok.
Poin itu antara lain yang dikemukakan Nasrullah tadi malam usai tarawih dalam sharing session yang diikuti mahasiswa setempat usah tarawih.
Selain itu, Nasrullah juga memberikan pengetahuan bagaimana menjadi imam dan makmum yang baik. Imam tentu saja mesti piawai dalam membaca Alquran dan mengetahui dengan baik rukun-rukun salat.
Nasrullah juga mengajak mahasiswa agar tekun dan istikamah dalam membaca ayat Kursi sehabis salat. Nasrullah bilang, jadikan membaca ayat Kursi ini sebagai ikhtiar mewujudkan ketenangan hati.
Selain perihal agama, Nasrullah juga memberikan pengetahuan teknik dalam membuka dan melakukan penutupan dalam public speaking. Khususnya dalam sesi sambutan.
Ia memberikan saran ditambah pengelaman selama ini bekerja sebagai pendidik sampai tingkat nasional.
Rektor juga mengarahkan mahasiswa untuk belajar mendirikan salat tahajud 20 rakaat selama sepuluh malam terakhir Ramadan tahun ini.
Nasrullah juga memberikan pengetahuan seputar keistimewaan malam lailatulkadar dan bagaimana cara memperolehnya.
Para mahasiswa berharap sesi ini dapat menginspirasi semua untuk selalu semangat dan meningkatkan ibadah.
Mereka mengaku lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik. Termasuk dalam amalan ibadah keseharian sebagaimana sudah disampaikan Rektor. (uti)