Mahasiswi Unila Dalami Pertanian di 4 Kampus

771 views

Bandar Lampung – Rara cukup serius menyimak pemaparan beberapa kelompok pada kelas bisnis dan kewirausahaan yang digelar Universitas Sriwijaya (Unsri). Setiap kelompok mempresentasikan video tentang makanan khas daerah sebagai hasil perikanan di Sumatra Selatan.

Kelompok Rara juga telah mempersiapkan video dengan tema sama, sebagai tugas akhir mengikuti kuliah di Unsri yang merupakan bagian program pertukaran mahasiswa Permatasari.

“Ini menjadi pengalaman paling berkesan karena saya jadi mengetahui potensi perikanan Sumatra Selatan dan makanan khas daerah tersebut,” ujar Rara, mahasiswi Program Studi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (Unila) saat diwawancara beberapa waktu lalu.

Menurut Rara, dia mendaftar lima mata kuliah pada program Permatasari MBKM yang sebelumnya sudah dia konsultasikan dengan dosen pembimbing akademik. Tidak ada seleksi khusus untuk mengikuti program ini. Rara membuat akun dan mengisi biodata di website Permatasari.

“Selanjutnya saya menunggu pengumuman dari masing-masing kampus, kemudian mengikuti perkuliahan seperti biasa,” ujarnya.

Lima mata kuliah yang dia ambil adalah Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat; mata kuliah Pertanian Berkelanjutan di Universitas Teuku Umar, Aceh; mata kuliah Kultur Jaringan, serta Bisnis dan Kewirausahaan Hasil Perikanan di Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan; serta mata kuliah Pengembangan Lokal di Institut Teknologi Sumatera (Itera).

Menurut Rara, dengan mengikuti kuliah di empat kampus ini, dia menjadi tahu perbedaan cara mengajar dosen-dosen di perguruan tinggi berbeda. Termasuk budaya belajar di setiap kampus. Dia juga mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan sesuai mata kuliah yang diambil.

Untuk metode pembelajaran ada yang daring dan luring. Perkuliahan daring menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran mulai dari Zoom, GCR, Siakad, Vclass, dan lainnya.

BACA JUGA :   Rektor Terpilih Unila Hadiri Peresmian Jalan Ryacudu

“Untuk mata kuliah kultur jaringan sebenarnya dilaksanakan secara offline karena berupa praktikum di Laboratorium Kultur Jaringan Unsri. Namun, karena saat itu saya masih dalam pengobatan pascaoperasi, jadi saya diizinkan untuk mengikuti praktikum secara hybrid via Zoom,” ungkap Rara.

Menurutnya, perkuliahan paling asyik dia rasakan saat di Universitas Siliwangi. Rara yang merupakan mahasiswa asal Tasikmalaya ini merasa sangat nyaman berbaur dengan dosen dan teman-teman kuliah dengan nuansa kekeluargaan Sunda.

“Mungkin karena keluarga besar saya dari Tasikmalaya, jadi merasa nyaman bersama dosen dan teman-teman dengan nuansa kekeluargaan Sunda yang sangat kental dan hangat menyambut saya selama perkuliahan MBKM,” ujarnya.

Rara juga merasakan pengalaman unik saat mengikuti kuliah pertanian berkelanjutan di Universitas Teuku Umar, Aceh. Menurutnya, hanya ada lima mahasiswa outbond (luar kampus) yang mengambil mata kuliah tersebut, tetapi dosen pengampu mata kuliah tetap bersemangat mengajar mereka berlima.

“Bahkan, saat beliau (dosen) ada kegiatan pengabdian di Lampung Barat, menyempatkan waktu untuk bertemu dengan kami,” kata Rara.

Rara mengaku sangat bersyukur mendapat kesempatan menggali ilmu yang diminati melalui perkuliahan di luar kampus. Dia berharap, program Permatasari terus berkelanjutan setiap tahunnya sehingga menjadi perbaikan bagi sistem perkuliahan di Indonesia.

“Semoga perkuliahan melalui program pertukaran mahasiswa Permatasari ini, ke depannya dapat berlangsung dengan lebih baik dan maksimal lagi,” tutupnya. (*)