LAMPUNG- Pemprov Lampung berharap para petani jadi petani digital lewat aplikasi Kartu Petani Berjaya (KPB) agar transaksi kebutuhan pertanian dapat dilakukan secara online, antara lain pupuk bersubsidi dan nonsubsidi, KUR, fasilitas AUTP.
Para pengecer/kios dan distributor juga harus tahu tata cara menerima dan mengkonfirmasi pesanan pupuk dari petani tepat waktu, kata Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kusnardi.
Dengan teknologi, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi ingin menghubungkan semua kepentingan pertanian dengan tujuan mencapai kesejahteraan petani secara terstruktur, sistematis, dan terintegrasi, katanya.
Pada rapat tersebut, Kusnardi memberikan kesempatan para peserta rapat dari beberapa instansi untuk menerangkan satu persatu apa saja kendala yang ada di lapangan tentang KPB.
Setelah mendengarkan keluhan para pihak, Kusnardi menyimpulkan KPB dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Karena, dalam akun poktan/petani, tertulis alokasi pupuk subsidi masing-masing petani/poktan.
Demikian juga halnya dengan kios/pengecer dalam penyalurannya harus sesuai dengan pesanan petani/poktan lewat aplikasi KPB. Melalui KPB, petani Lampung menjadi petani digital.
Hadir pada Rapat Evaluasi KPB, Bappeda, Kadis PMDT, Peternakan dan Keswan, Kominfotik, Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM, Karo Perekonomian, Plt. Dinas Perkebunan, Sekdis kelautan dan perikanan, Kabid Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kabid Dinas KPTPH, serta perbankan. (kmf)