Bunda Literasi Ibu Riana Arinal Sampaikan Strategi Cerdas Berliterasi di Tengah Pandemi Covid-19

270 views

BANDAR LAMPUNG – Bunda Literasi Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal menyampaikan strategi cerdas berliterasi di tengah Pandemi Covid-19, yang disampaikannya saat menjadi keynote speaker pada kegiatan Webinar, di Ruang Command Center Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung, Rabu (3/6/2020).

Salah satu yang dilakukan Ibu Riana adalah bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Lampung dalam menggerakan literasi demi menjawab tantangan pandemi Covid-19.

Webinar ini sendiri terselenggara atas kerja sama dengan Forum Literasi Lampung (Relawan Literasi) dan Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung.

Kegiatan ini juga dihadiri secara virtual oleh Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus, Wakil Bupati Pringsewu Fauzi, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Yanti Riswara dan Ketua Harian Komunitas Minat Baca Indonesia Provinsi Lampung Gunawan Handoko.

Menurut Ibu Riana, pandemi ini memberikan dampak yang luar biasa, tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga sosial, ekonomi, dan politik. 

“Namun disisi lain, situasi pandemi ini membawa sisi positif karena telah memaksa semua untuk mengambil lompatan dalam dimensi literasi digital,” ujar Ibu Riana.

Ibu Riana mengatakan beberapa program juga telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengantisipasi hal tersebut, seperti layanan perpustakaan digital (digital library).

“Baik itu melalui IPUSNAS yang dimiliki Perpustakaan Nasional, e-Perpus Lampung yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, maupun aplikasi yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota,” katanya.

Kemudian, program Smart School Lampung Berjaya dan juga Pemasaran Online untuk pelaksanaan operasi pasar, pasar tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Ibu Riana melanjutkan, dalam situasi pandemi ini, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi proses literasi di dalam keluarga.

BACA JUGA :   Gubernur Lampung Buka Peringatan HUT Karang Taruna Ke-63 di Pesibar

“Keharusan untuk dirumah saja tidak membuat kita menjadi kurang produktif, bahkan dengan kita tinggal dirumah saja, kita dapat meningkatkan dimensi literasi baca tulis, numeris, maupun sains bagi anak-anak kita,” ujarnya.

Disebutkan Ibu Riana seperti dengan mengajak anak-anak membaca bersama-sama dan belajar memasak. Kemudian bersama keluarga membaca berita untuk mengetahui perkembangan Covid-19.

“Agar tahu cara pencegahan Covid-19, lalu bagaimana penularannya, edukasi terhadap orang-orang disekitar kita agar tidak terkena. Ini juga akan meningkatkan kualitas kebersamaan dalam keluarga,” katanya.

Menurut Ibu Riana, orang tua juga harus dapat mengenalkan kepada anak akan pentingnya tolong menolong dan rasa empati kepada sesama. Hal ini sesuai dengan dimensi literasi budaya dan kewargaan.

“Dengan saling tolong menolong dan bersatu padu kita akan menjadi bagian dari solusi atas segala masalah yang terjadi akibat pandemi Covid-19,” katanya.

Sikap saling tolong menolong ini juga, yang melatarbelakangi gerakan Jumat Barokah dan gerakan SIGER atau “(S)aatnya (I)kut ber(GE)rak untuk (R)akyat yang membutuhkan” yang merupakan inisiasi Ibu Riana Sari Arinal.

“Kemudian akan segera saya laksanakan juga yakni membagikan sembako yang berisikan produk-produk UKM. Hal ini dilakukan juga untuk menggerakkan UKM di Provinsi Lampung. Semoga ini nantinya bisa diikuti oleh 15 Kabupaten/Kota,” katanya.

Riana menjelaskan melalui Dekranasda, juga akan bekerjasama dengan dunia usaha dan pihak Perbankan untuk bisa meningkatkan literasi finansial bagi UKM dan pengrajin Lampung.

“Dimensi literasi finansial akan menjadi prioritas, khususnya bagi sektor Usaha Kecil Menengah untuk bisa bangkit kembali secara ekonomi,” katanya.

Selain itu, lanjut Riana, ke depannya bersama dengan PAUD, TP PKK Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa serta penggiat literasi (komunitas baca) akan mewujudkan perpustakaan di setiap desa. 

BACA JUGA :   Arinal Saksikan KKN Expo 2023

“Dalam jangka panjang perpustakaan desa ini akan menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial, dimana perpustakaan bukan hanya menjadi tempat membaca, tetapi sekaligus menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk belajar dan melakukan inovasi seperti bertani yang baik, pelatihan keterampilan, berjualan online dan lainnya,” katanya. (Adpim/feb)