Bandar Lampung, Unila – Menjalani peran sebagai mahasiswa sekaligus pengusaha bukanlah hal yang mudah. Namun, Cahya Dwi Saputra, mahasiswa Agribisnis angkatan 2021, berhasil menyeimbangkan keduanya.
Berkat keikutsertaannya dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kewirausahaan, ia kini sukses menjalankan bisnis kuliner Yoikii Food, yang menjual camilan favorit mahasiswa seperti tahu bulat, sotong, cireng, dan produk inovatifnya, cipuk (aci kerupuk).
Keberhasilan Cahya dalam merintis usaha tidak terlepas dari pengalamannya mengikuti MBKM Kewirausahaan dari Kemendikbudristek pada tahun 2023, saat ia berada di semester 5. Program ini memberikan hibah dana untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan usaha dan hanya diberikan kepada beberapa jurusan, termasuk Agribisnis.
MBKM Kewirausahaan yang diikuti Cahya dijalankan di Agriiku, sebuah kafe inovasi kewirausahaan unggulan jurusan Agribisnis yang menjadi tempat nongkrong mahasiswa sekaligus wadah praktik bisnis. Bagi Cahya, MBKM bukan hanya sekadar program akademik, tetapi juga pengalaman nyata dalam mengelola usaha.
“MBKM bagi saya adalah wadah untuk mengembangkan minat dan bakat, di mana kita bisa mengekspresikan passion masing-masing. Saya suka berwirausaha sejak sebelum kuliah, sehingga MBKM Kewirausahaan menjadi wadah yang tepat untuk mendukung cita-cita saya sebagai pengusaha muda,” ujar Cahya saat diwawancara pada Jumat 28 Februari 2025 Via Whatsapp.
Setelah mengikuti MBKM, Cahya merasa lebih percaya diri untuk memulai bisnisnya sendiri. Dengan modal ilmu dari program tersebut, ia mulai merintis Yoikii Food di Kampung Baru pada semester 6. Inspirasi utamanya adalah cita-citanya menjadi pengusaha dan keinginannya untuk membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Produk unggulannya, cipuk, lahir dari berbagai eksperimen hingga ia menemukan resep yang pas. Ia juga menjual produk lain seperti tahu bulat, sotong, dan cireng yang sudah populer, agar tetap mendapatkan penghasilan stabil sambil mengenalkan cipuk sebagai produk baru.
Namun, perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar adalah membagi waktu antara kuliah dan usaha. Pada awalnya, ia harus berjualan sendiri sambil tetap mengikuti kuliah, bahkan rela mengorbankan jam tidur dan waktu bermain. Berkat ilmu manajemen dari MBKM, kini ia sudah memiliki karyawan yang membantunya, sehingga bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis dan perkuliahan.
Saat ini, Yoikii Food terus berkembang dengan omzet belasan juta rupiah per bulan dan telah memiliki dua cabang tempat jualan. Cahya memanfaatkan media sosial seperti Instagram, grup WhatsApp dan TikTok untuk pemasaran serta selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya berdasarkan masukan dari pelanggan. Sebagai mahasiswa yang sukses berwirausaha berkat MBKM, Cahya ingin menginspirasi mahasiswa lain untuk berani memulai bisnis.
“Melalui MBKM saya mempelajari penerapan mata kuliah kemudian pelaksanaannya dimulai dari pencarian resep terbaik, pengolahan, sampai pemasaran. So, untuk memulai bisnis jangan kebanyakan mikir, mulai aja dulu,” tutur Cahya.
Melalui MBKM, Cahya tidak hanya mendapatkan ilmu bisnis, tetapi juga keberanian untuk mengambil langkah nyata. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa mahasiswa bisa menjadi pengusaha muda yang sukses, bahkan sebelum lulus kuliah. (*)