PESAWARAN – Miris, Aliansi Masyarakat Pesawaran (AMP) sorot indikasi korupsi Dana Desa ( DD) tahun 2023, yang terjadi di 4 Desa, yakni Desa Gerning, Desa Margo Rejo, Desa Sriwedari dan Desa Kresno Widodo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran.
Dari hasil investigasi dan penelusuran yang dilakukan AMP dilapangan, ditemukan modus yang dipakai para oknum Kades dan perangkat desa, dalam memuluskan niatan busuknya tersebut, dengan melakukan Mark Up Anggaran dari setiap kegiatan yang dibiayai dari DD 2023 tersebut.
Menyikapi maraknya indikasi terjadi korupsi Dana Desa (DD) di Kabupaten Pesawaran, Ketua Aliansi Masyarakat Pesawaran (AMP), Saprudin Tanjung ungkapkan keprihatinnnya atas temuan yang didapat lembaganya, terkait indikasi korupsi DD yang marak terjadi di kabupaten setempat.
Sebagai contoh, kata Tanjung, temuan yang didapat dan terjadi pada Desa Gerning, DD Tahun 2023 menganggarkan kegiatan Onderlagh di Dusun Srimulyo dengan Panjang 500 Meter, Lebar 2,5 Meter Senilai Rp. 118.670.000,- Serta pembukaan badan jalan di Dusun Cibanban dengan Panjang 500 Meter, Lebar 5 Meter Senilai Rp.22.140.000,-
” Setelah di crosscheck lapangan, faktanya kegiatan Onderlagh dan pembukaan jalan tersebut, sarat dengan penyimpangan, Ini terbukti dengan Rincian anggaran biaya yang tertera di APBDes Desa setempat yang tidak sesuai dengan fakta dilapangan,” ucap
Saprudin Tanjung saat turun langsung ke lokasi di empat desa tersebut, pada Senin, (26/08/24).
Begitupun kata Tanjung, yang terjadi di dusun Cibanban yang tembus ke Dusun Srimulyo desa Gerning, disini banyak sekali kejanggalan-kejanggalan, pertama pembukaan jalan yang seharusnya dibuka 5 Meter pada kenyataannya hanya dibuka 3 Meter saja, lalu untuk pengerjaan Onderlagh, anggaran segitu besar hanya untuk 500 meter,”
ini sih sudah sangat parah sekali Mark Up nya .” Cetus Tanjung
Sedang temuan yang didapat di Desa Margo Rejo Kecamatan Tegineneng, pihaknya menemukan kegiatan Paving blok Dusun Panggung Asri Barat Rt 12 dengan Volume (122m X 2 m), Rt 7 dengan Volume (125m X 2m), kemudian masih di Rt 7 dengan Volume (75m X 2m) yang menelan Anggaran Senilai Rp.125.091.700, kegiatan paving blok tersebut sangat patut diduga tidak sesuai dengan Anggaran yang tertera di APBDes Tahun 2023.
” Terkait pekerjaan Paving Block ini, setelah kita tanya dengan pengerajin paving, permeter dengan jasa pasang cuma menghabiskan anggaran 80 ribu sampai 90 ribu per meternya, itu kualitas sudah bagus, lha ini parah sekali, desa menganggarkan 192 ribu permeter, lebih dari 100% keuntungan yang dia dapat, ini mah bukan di Mark up namanya, tapi sudah Merampok.” Tegasnya
Sementara temuan yang didapat di Desa Sriwedari, Tegineneng, ditemukan adanya kegiatan pembangunan Onderlagh Jalan Pertanian di 4 titik yaitu di Rt 3 dengan Panjang 100M, Rt 4 panjang 270M, Rt 7 panjang 270M, Rt 12 panjang 100M yang menelan Anggaran Senilai Rp.207.025.000,- Menurut Saprudin Tanjung kegiatan-kegiatan Onderlagh di Tahun 2023 tersebut terindikasi di mark up.
Sedang temuan yang didapat
Desa Kresno Widodo Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, di dapat adanya dugaan mark up, dalam merealisasikan anggaran Dana Desanya tahun 2023 terhadap program kegiatannya, seperti
1. Onderlagh Jalan Usaha Tani Dusun 3 Rt 08 dengan Volume (300m X 3m), Senilai Rp. 88.460.000
2. Badan Jalan Usaha Tani Dusun 2 Rt 05 Volume (100m X 5m), Senilai Rp.11.200.000
3. Badan Jalan Usaha Tani Dusun 4 Rt 13 dengan Volume (200m X 5m) Senilai Rp.14.400.000
4. Badan Jalan Usaha Tani Dusun 1 Rt 3 dengan Volume (1200m X 5m) Senilai Rp.44.200.000
5. Badan Jalan Usaha Tani Dusun 5 Rt 14 dengan Volume (100X5m) Rp.11.200.000
Atas temuan dari hasil investigasi AMP atas indikasi korupsi DD 2023 yang terjadi pada 4 desa tersebut, membuktikan bahwa Pesawaran sangat pantas disebut daerah katagori Darurat Korupsi, bahkan Dia meyakini terhadap dugaan penyimpangan DD dengan modus serupa, itu terjadi pada semua desa yang ada di 11 kecamatan di kabupaten setempat.
” Pastinya saya sangat miris dan prihatin atas hasil kegiatan yang dibiayai dari DD yang dilakukan oknum perangkat desa di 4 desa di kecamatan tersebut. Faktanya banyak sekali kegiatan fisiknya, yang dimark up, bahkan ada yang fiktif, yang gak sesuai dengan APBDesnya , Dan saya meyakini kondisi serupa terkait, penyimpangan DD ini, terjadi juga di semua desa yang ada di kabupaten ini,” pungkasnya
Sementara para kades dan perangkat desa dari 4 desa di kecamatan Tegineneng tersebut, saat dihubungi untuk di konfirmasi terkait temuan tersebut, tidak ada yang bisa dihubungi.
Hanya Kades Kresno Widodo, Hari, saat di konfirmasi secara singkat, menyebut terkait kegiatan dibiayai dari DD, semua sedang dibuat BAPnya, Dia mengatakan sekarang kondisi dirinya masih sibuk sedang melayani warganya, Dan meminta untuk bertema langsung di kantornya.
” Kalo untuk kegiatan semua lagi di buatkan BAPnya, maaf sekarang saya lagi sibuk, untuk jelasnya kapan ketemu saja kita di kantor,” ucapnya singkat. (Tim)