Babel – Sendy Pranata alias Ateng yang kini telah menjadi warga negara Myanmar berani mengungkap permainan keluarga Kepala BIN yang disebut-sebut telah menerima beberapa kali pembagian dana hasil sebesar setiap tahunnya.
Dalam jejak digital disebutkan sosok seorang anak jenderal polisi disebut-sebut terima sejumlah uang dari hasil keuntungan penjualan timah dari dua perusahaan yakni PT Mitra Abadi Berkantindo dan PT Sumber Jaya Indah.
Nilai pembagian keuntungan tersebut didapat setelah anak petinggi dari polri itu memiliki saham sebesar 20 persen bersama tiga orang lainnya.
“Dan sudah mendapatkan beberapa kali pembagian hasil keuntungan sebesar Rp Rp 10.049.500.000, dan bapaknya juga dapat,” kata Sendi Pranata yang juga ditulis di media nasional beberapa tahun lalu.
Sementara menurut sumber yang ditemui di Pangkal Pinang menyebutkan pembagian hasil setoran dana itu berkaitan dengan bisnis tambang timah di Bangka Belitung dan tidak ada kaitannya dengan kasus timah saat ini.
Sumber tersebut menyatakan alasan Sendy berani menyebut kepala BIN disebabkan merasa sakit hati akibat sering dijadikan ATM. Sumber ini juga menyebutkan mengetahui dan memiliki akta kepemilikan perusahaan.
“Dia sakit hati karena sering diperas dan dijadikan ATM. Dan saya memiliki akta di mana tertulis nama anaknya sebelum perusahaan itu bubar di tahun 2017,”kata sumber.
Sumber itu menjelaskan saat ini Sendy Pranata yang pernah tinggal di Bangka Belitung kini telah menjadi warga negara Myanmar dan berkawan dengan petinggi Junta Militer.