Soal Reshuffle, Trust Indonesia: Jokowi Ingin Tegaskan Posisi Cawe-cawe

316 views

Jakarta – Trust Indonesia menganggap Jokowi tengah menunjukkan wajahnya sebagai pengendali kekuasaan dalam agenda reshuffle yang berlangsung Senin (17/7) pagi tadi.

Menurut Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal, selain faktor hak prerogatif yang dimilikinya, Jokowi sebenarnya justru ingin menegaskan posisinya yang akan cawe-cawe dalam pemilu 2024 mendatang.

“Buktinya, nama-nama yang dilantik dalam reshuffle tersebut adalah orang-orang yang memiliki latar belakang dekat dengan Jokowi dan dipastikan akan menjalankan kepentingan Jokowi. Misalnya Budi Arie setiadi (Ketum Projo) yang didaulat menjadi Menkominfo,” kata Azhari dalam keterangan tertulis kepada awak media, Senin (17/7/2023) siang.

Azhari juga menilai reshuffle ini akan berkaitan dengan suksesi Pemilu Presiden 2024 mendatang. Utamanya yang terkait dengan utak-atik komposisi partai politik dalam kabinet yang dipimpinnya. Wajah komposisi kabinet baru, ungkapnya, sangat penting untuk menguatkan daya dukung Jokowi bagi capres yang didukungnya.

“Juga tak bisa dibantah, Reshuffle ini sarat dengan nuansa politik ‘menyingkirkan’ Nasdem dan semua potensi sumber daya yang dimilikinya. Jokowi sedang berhitung kemampuan cawe-cawenya bagi capres pilihan hatinya,” ujarnya.

Namun demikian, utak atik tersebut juga berkenaan dengan upaya Jokowi yang menjadikan PPP sebagai partai yang potensial menjalankan kepentingannya. Pasalnya dalam reshuffle kali ini, sejumlah kader PPP masuk sebagai kandidat Wakil Menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Selain nama Saiful Rahmat Dasuki yang menjadi Wakil Menteri Agama (Wamenag), nama politisi senior PPP Djan Faridz juga dilantik menjadi anggota Wantimpres. Menurut Azhari, Jokowi selama ini merasa cukup nyaman dengan PPP lantaran partai berlambang Kabah tersebut seringkali membela kebijakan pemerintahan Jokowi di sejumlah kesempatan.

“Selain milik orang dekat Jokowi, reshuffle kali ini juga menjadi milik PPP. Kader PPP kembali mengisi kursi Wakil Menteri Agama. Boleh jadi, ini karena Jokowi merasa nyaman dengan PPP dan dapat menumpangi kepentingannya kepada partai tersebut. Secara tidak langsung, reshuffle kali ini akan menguatkan ‘kepemilikan’ Jokowi atas partai berlambang kabah tersebut. Akhirnya tidak berlebihan juga bila sejumlah pihak memandang PPP akan menjadi salah satu partai masa depan Jokowi,” tutur Azhari.

BACA JUGA :   Soal Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian, Ketua KPK Bantah Lakukan Pemerasan

Sebelumnya pada awal Juni lalu, Jokowi sempat menjelaskan alasan cawe-cawe tersebut adalah untuk mengawal dan memastikan Indonesia keluar dari kondisi ekonomi saat ini yang masih di level middle-income. Padahal, menurut Jokowi, Indonesia hanya memiliki waktu hingga 13 tahun untuk keluar dari kondisi tersebut. Sehingga, cawe-cawe tersebut ungkapnya, berkaitan dengan upaya untuk keluar dari kondisi saat ini.

“Untuk bisa keluar, kita cuma punya waktu 13 tahun. Dan itu sangat-sangat tergantung pada calon presiden di masa yang akan datang yang akan bisa membawa Indonesia ke next level. Karena alasan itulah kemudian saya akan cawe-cawe untuk itu,” kata Jokowi.