Jakarta- Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI minta PLN tidak menaikkan tarif listrik bagi masyarakat yang jadi pelanggan.
Ini disampaikan anggota komisi VII DPR RI Fraksi PKS Saadiah Ulluputy dalam Focus Group Discussion yang digelar oleh Fraksi PKS di Komplek Parlemen DPR/MPR RI, Selasa (10/12/19).
“Kami selalu berupaya memperjuangkan agar kebutuhan dasar masyarakat khususnya terkait dengan listrik benar-benar bisa dirasakan dengan baik, disertai pengelolaan yang maksimal,” tutur Saadiah.
Saadiah mengatakan kondisi rasio elektrifikasi kelistrikan saat ini mengalami kenaikan secara signifikan, namun tidak diimbangi dengan ketahanan listrik.
“Rasio elektrifikasi kelistrikan di Indonesia saat ini mengalami capaian yang meningkat. Namun yang menjadi catatan rasio elektrifikasi di daerah 3 T yang hanya menyala 6 jam saja dalam sehari”, ungkapnya.
Dari beberapa negara yang ada, lanjut Saadiah, tarif listrik di Indonesia tergolong mahal dibandingkan dengan sejumlah negara yang ada di dunia.
“Yang menjadi catatan saat ini, beberapa negara memiliki harga tarif listrik yang lebih murah apabila disandingkan dengan Indonesia,” tambahnya.
Pada Januari 2020, menurut Saadiah tarif diperkirakan akan mengalami penyesuaian, apakah naik ataukah turun tergantung beberapa harga komoditas di dunia.
Kondisi perekonomian global justru mendukung pemerintah untuk menurunkan tarif listrik, dimana faktor-faktor pembentuk harga keekonomian listrik mengalami penurunan, seperti harga minyak bumi Indonesia (ICP), nilai tukar kurs rupiah dan tingkat inflasi.
Hal ini harus dihitung matang-matang oleh pemerintah dan dibuka secara terang benderang ke publik agar kita semua bisa mengetahui perlu tidaknya pemerintah menaikkkan tarif listrik pada saat ini.
“Salah satu yang bisa membuat tarif penyesuaian naik antara lain karena harga batu bara dunia, laju inflasi dan ICP yang cenderung naik,” tutupnya. (ant/dit)