JAKARTA – Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menjelaskan bahwa utang PLN meningkat sebesar Rp56,2 triliun hanya dalam setahun, atau sekitar Rp4,7 triliun per bulan.
”Kenaikannya setara Rp156,7 miliar per hari, sementara laba justru anjlok Rp4,3 triliun,” jelas Uchok.
Uchok juga menyoroti ketimpangan antara perlakuan terhadap konsumen dan pengelolaan internal PLN. Ia menyebut, rakyat yang terlambat membayar listrik langsung dikenakan denda, sementara elite PLN diduga bebas menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
”Ada informasi Dirut PLN bepergian ke luar negeri bersama keluarga dengan biaya perusahaan. Ini harus diselidiki Kejaksaan Agung,” katanya.
Uchok menegaskan bahwa penyegaran di tubuh direksi PLN mutlak dilakukan. Jika tidak, ia khawatir kerugian negara akan terus berlanjut, dan beban rakyat semakin berat.
Upaya media untuk mengonfirmasi pernyataan Uchok ini kepada Dirut PLN maupun pejabat perusahaan lainnya masih belum mendapat respons hingga berita ini ditulis.
Sebelumnya telah diberitakan, grafik sentimen negatif terhadap PT PLN (Persero) di bawah kepemimpinan sang Dirut Darmawan Prasodjo diprediksi terus mengalami peningkatan, menyusulnya sorotan miring yang terus menerpa perusahaan plat merah tersebut. Dan terakhir beredar video yang diposting akun @depok24jam terkait aksi ‘brutal’seorang pria yang diduga kuat memiliki posisi penting PT PLN.
Dalam rekaman itu, tampak seorang pria berbaju merah mengamuk sambil mengacungkan senjata tajam dan mengejar seorang juru parkir. Diduga kuat pria itu memiliki jabatan penting sebagai xecutive Vice President (EVP) PLN. Rekaman itu tercatat pada Minggu Minggu, 26 Oktober 2025.
Khawatir Negara Dirugikan, CBA Minta Danantara Segera Ganti Dirut PLN Darmawan Prasodjo






