Lusmeilia Afriani: Kiprah Kartini Modern dari Universitas Lampung

1,188 views

Bandar Lampung – SOSOK perempuan tangguh kini tak lagi hanya menjadi narasi sejarah. Ia hadir nyata, memimpin lembaga, membentuk arah kebijakan, dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Itulah gambaran dari Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN Eng., Rektor Universitas Lampung (Unila) periode 2023–2027.

Sebagai Rektor perempuan pertama dalam sejarah Unila, Prof. Lusmeilia membawa semangat baru dalam kepemimpinan akademik. Pengangkatannya menjadi simbol kemajuan pendidikan tinggi yang inklusif sekaligus penanda bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun bangsa melalui ilmu pengetahuan.

Lahir di Palembang pada 10 Mei 1965, Prof. Lusmeilia menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik sipil, dari jenjang diploma hingga doktoral. Ia menyelesaikan studi S-2 dan S-3 di Prancis, menjadikan perspektifnya dalam memimpin kampus tak hanya bersifat nasional, tetapi juga global.

Di tengah kompleksitas dunia pendidikan tinggi, Prof. Lusmeilia mengusung program kerja “BE STRONG”, yang mencakup delapan pilar utama, mulai dari pengembangan bisnis dan keuangan kampus hingga tata kelola universitas yang baik. Namun, semangat yang mengiringi seluruh program tersebut tak lepas dari nilai-nilai perjuangan Kartini.

“Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki peranan yang sama dalam membangun lingkungan, dari yang terkecil sampai yang terbesar,” ujar Prof. Lusmeilia saat memperingati Hari Kartini 21 April 2025.

Ia percaya, peran perempuan bukan sekadar pendukung, tetapi mitra sejajar dalam membangun bangsa, sebagaimana yang dahulu diperjuangkan Kartini. Dalam kepemimpinannya, Ia menjadikan pendidikan tinggi sebagai wadah untuk berkarya tanpa membedakan gender.

“Di Unila, tidak ada perbedaan dalam kesempatan belajar maupun berkarier. Semuanya diberikan hak dan kewajiban yang sama,” jelasnya.

Sebagai dosen, pemimpin, dan seorang ibu, Prof. Lusmeilia menekankan pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan, tanpa melupakan kodrat sebagai seorang perempuan, sebuah prinsip dasar yang dipegang teguh dan menjadi kekuatan, bukan batasan. Ia meyakini, perempuan yang berpendidikan tinggi akan mencetak generasi yang lebih cerdas.

Ia juga aktif mendorong pemberdayaan perempuan muda melalui berbagai program kemahasiswaan, seperti pelatihan kewirausahaan dan kepemimpinan. Mentoring dan penguatan kapasitas bagi perempuan menjadi bagian dari upaya membentuk calon pemimpin masa depan, tanpa kehilangan identitas mereka sebagai perempuan.

“Tantangan hari ini tidak bisa diselesaikan dengan cara lama. Kita perlu bergerak bersama, dengan keberanian, kolaborasi, dan visi yang jelas,” ujarnya dalam sebuah forum kepemimpinan.

Bagi Prof. Lusmeilia, cita-cita harus ditanamkan tinggi. Dalam hal ini, prestasi harus menjadi tujuan utama dalam proses menempuh pendidikan.

“Materi akan mengikuti prestasi dan sebagai perempuan, jangan pernah lupakan tanggung jawab kita. Jangan sampai karena terlalu mengejar ambisi, peran dasar kita terlupakan,” katanya.

Unila bergerak maju bukan hanya dalam angka dan peringkat, tapi juga dalam kontribusi nyata terhadap masyarakat dan bangsa. Di bawah kepemimpinan Prof. Lusmeilia, Unila tumbuh sebagai institusi akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, mencetak generasi yang cerdas, serta memiliki semangat juang tinggi berakar dari keteladanan Kartini. (*)