JAKARTA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta selalu menjadi sorotan, meskipun statusnya sebagai Ibu Kota telah berpindah. Setiap kali pemilihan gubernur berlangsung, perdebatan dan dinamika politiknya kerap dihiasi isu-isu krusial seperti kemacetan, banjir, tata kota, hingga kesejahteraan sosial.
Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 diprediksi menjadi ajang persaingan ketat antara kandidat dengan latar belakang politik dan karier yang kuat. Sejumlah nama potensial mulai muncul dalam perbincangan publik, baik dari kalangan partai politik maupun tokoh independen.
Tantangan besar menanti para calon gubernur, seperti kelanjutan proyek infrastruktur, penanganan urbanisasi yang semakin meningkat, serta pengelolaan bencana alam seperti banjir yang kerap melanda Jakarta.
Tak hanya itu, Pilkada kali ini akan menjadi ujian bagi kebijakan yang diterapkan sebelumnya. Para kandidat diharapkan mampu menawarkan solusi konkret dan inovatif, mengingat pemilih Jakarta dikenal kritis dan mengharapkan perubahan signifikan.
Ari Sumarto Taslim, seorang pengamat politik, menekankan pentingnya masyarakat mempertimbangkan berbagai hal dalam memilih pemimpin.
“Pemilih harus memilih calon gubernur yang tidak hanya populer, tetapi juga mampu membawa perubahan positif dan keberlanjutan bagi Jakarta,” ujarnya pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Ari juga menambahkan beberapa kiat dalam memilih calon gubernur yang tepat. Menurutnya, penting untuk memeriksa rekam jejak kandidat, termasuk latar belakang dan pengalaman mereka dalam memimpin atau bekerja di sektor publik.
“Evaluasi visi dan misi mereka. Pilih calon yang memiliki visi jangka panjang yang realistis, serta rencana kerja yang konkret dan sesuai dengan kebutuhan warga Jakarta, seperti penanganan banjir, kemacetan, dan peningkatan kesejahteraan sosial,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang inklusif dan merangkul berbagai lapisan masyarakat.
“Seorang gubernur yang inklusif akan memperhatikan kepentingan semua pihak tanpa memandang latar belakang,” katanya.
Ari pun menyoroti aspek kredibilitas dan integritas. ”
Pastikan calon gubernur memiliki integritas tinggi, bebas dari kasus korupsi, dan dikenal jujur. Kredibilitas seorang pemimpin sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat dan menjalankan pemerintahan yang bersih,” tambahnya.
Jakarta, dengan berbagai masalah khasnya seperti banjir dan kemacetan, membutuhkan pemimpin yang memahami tantangan lokal dan memiliki solusi praktis untuk mengatasinya.