Merasa Ditolak IGD RSUD Ahmad Yani Kota Metro, Keluarga Pasien Bakal Lapor ke Ombudsman

1,516 views

METRO- Keluarga pasien yang merasa ditolak IGD RSUD Ahmad Yani Kota Metro, Lampung menyatakan bakal melaporkan kejadian tak menyenangkan yang dialaminya ke ombudsman.

Ya, Haris Riyanto, orang tua pasien mengatakan hal itu dilakukan agar tidak ada lagi pasien yang ditolak oleh RSUD Ahmad Yani untuk mendapatkan pengobatan.

“Saya akan laporkan ke Ombudsman. Kejadian seperti ini tidak boleh lagi terjadi. Bayangkan kejadian yang kami alami terjadi ke pasien yang lebih kritis,” ujar Haris, Kamis (8/2/24).

Menurutnya, pihaknya tidak mempermasalahkan penuhnya tempat tidur di rumah sakit tersebut, tetapi perlakuan tidak baik yang dilakukan oleh perawat dan petugas jaga yang ada di IGD.

“Seharusnya kan ditangani dulu, diperiksa dokter terlebih dahulu. Ini boro-boro diperiksa, istri saya yang di dalam lagi gendong anak saya yang sesak nafas dikasih tempat duduk aja tidak,” keluhnya.

“Saya sendiri disuruh bolak balik untuk melakukan pendaftaran yang cukup memakan waktu. Belum selesai disitu, istri saya beritahu kalau bed nya penuh,” imbuhnya.

Atas kejadian itu, ia mengaku kecewa dengan pelayanan di RSUD Ahmad Yani. Apalagi, rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan.

“Iya itu tadi, bayangkan kalau yang kami alami terjadi pada pasien yang lebih kritis. Makanya akan saya laporkan ke Ombudsman biar di evaluasi pelayanan disana. Apalagi RSUD A Yani itu rumah sakit rujukan,” ucapnya.

Sementara itu, Okta Kepala Bagian Keperawatan RSUD Jend Ahmad Yani menjelaskan, setelah dilakukan penelusuran di waktu jam kerja adanya keteledoran yang dilakukan oknum pegawai dibagian pendafaran dan didepan.

“Sudah saya telusuri dan kita sudah penggil kedua petugas yang bersangkutan, kalau bed penuh pasien baik itu anak-anak atau siapapun tetep harus dicek kondisinya dan diperiksa,” Kata dia melalui sambungan telephone

BACA JUGA :   Alhamdulillah, Arinal Bagi-Bagi 24 Paket Sembako di Desa Rejo Katon, Lampung Timur

Lebih lanjut, walapun bed tidak ada minimal dicarikan kursi, dan bukan hanya itu saja, dipastikan dilakukan pengecekan oleh dokter.

“Kemungkinan maksudnya sudah baik, namun cara penyampaianya yang kurang jelas,” Jelasnya

Sementara itu, untuk kedua pegawainya sendiri sudah diberikan pengarahan dan pembinaan agar tidak terulang kembali kejadian hal serupa.

“Saya tekankan kepada keduanya baik semua pegawai di ruang IGD apapun kondisinya pasien masuk IGD dilihat kondisinya carikan tempat kalau beat penuh minimal tempat duduk dulu dan dilakukan pengecekan,” paparnya

Pada bagian lain Wakil Direktur I RSUDAY, dr Hasril kepada Senator.id membantah bahwa pihaknya melakukan penolakan.

Yang terjadi, kata Hasril, pada Senin 5 Februari lalu itu, seluruh bed di ruang IGD terisi penuh oleh pasien yang berobat.

“Suasana IGD hari senin 5 februari sekitar pk.20.10 (wib), pasien IGD full sekitar 40 – 45 pasien, semua bed IGD terisi dari ATS 1-5. Di depan loket pendaftaran ada 5 pasien di bed yang sedang dilakukan triage, yang masih menunggu dimobil ada 7 pasien (sudah dicatat di buku daftar tunggu ) dimeja satpam,” urai Hasril lewat Aplikasi WhatsApp, Rabu (7/2/24) pagi.

Saat itulah, kata dia, seorang bapak dengan mengendong anak kecil bersama istrinya ke dalam IGD, menemui petugas.

Meski penuh, namun petugaa medis yang jaga sempat akan memeriksa sang anak dengan membawa saturasi oksigen dan temperatur.

“Bidan intan (petugas jaga) berinisiatif masuk kedalam untuk memeriksa anak bapak tersebut. Tapi bapak tersebut sudah memanggil ibu dan anaknya dan berkata saya pindah,” sebutnya.

pun demikian, Hasril mengatakan bahwa pihaknya akan terus berbenah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyatakat.

“Kritikan dan masukan penting untuk kami, agar kami selalu bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat metro dan sekitarnya,” pungkasnya. (sms/fan/dit)

BACA JUGA :   Terapkan New Normal, Wali Kota Metro Pimpin Apel Siaga Gabungan