BANDAR LAMPUNG – Aldi Nurmawan, mahasiswa S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UTI, kembangkan dan implementasikan inovasi teknologinya berupa Pengering Biji Kakao di Desa Mekar Jaya, Lampung Utara.
Inovasi teknologi ini merupkan hasil Skripsi Aldi Nurmawan yang dikembangkan berdasarkan masalah yang dirasakan oleh petani biji kakao di Desa Mekar Jaya, karena petani biji kakao masih menggunakan proses pengeringan konvensional / panas matahari sebagai media pengering biji kakao, jadi saat musim hujan petani tidak bisa menjemur biji kakao dan mengakibatkan kualitas biji kakao buruk, hingga menurunkan hasil penjualan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Aldi membuat alat tersebut untuk menghasilkan biji kakao yang kering secara maksimal dengan waktu yang cukup singkat, memudahkan petani dalam memantau tingkat pengeringan biji kakao, serta tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca, sehingga proses pengeringan biji kakao menjadi lebih cepat dan maksimal.
Alat pengering biji kakao berbasis Arduino adalah sistem otomatisasi yang menggunakan mikrokontroler Arduino untuk mengontrol proses pengeringan biji kakao. Berikut adalah beberapa spesifikasi umum yang mungkin dimiliki oleh alat pengering biji kakao berbasis Arduino:
1. Sensor Suhu dan Kelembaban:
Sensor suhu dan kelembaban digunakan untuk mengukur kondisi lingkungan di sekitar biji kakao. Contoh sensor yang digunakan mungkin adalah DHT22 atau sensor serupa.
2. Kontroler Mikrokontroler Arduino:
Mikrokontroler Arduino bertindak sebagai otak sistem, mengontrol operasi berdasarkan pembacaan dari sensor-sensor dan pengaturan pengguna. Mikrokontroler Arduino harus memiliki input analog dan digital yang memadai untuk menangani sensor dan aktuator yang diperlukan.
3. Pengatur Suhu dan Kelembaban:
Alat ini harus dilengkapi dengan elemen pemanas atau pendingin yang dapat diatur untuk mempertahankan suhu dan kelembaban di dalam ruang pengering.
4. Tampilan LCD atau LED:
Tampilan digital untuk menampilkan suhu dan kelembaban saat ini, serta mungkin status pengeringan.
5. Kontroler Daya:
Alat ini mungkin dilengkapi dengan pengatur daya yang dapat mengatur kekuatan pemanas atau pendingin berdasarkan pengukuran suhu dan kelembaban.
6. Koneksi Internet (Opsional):
Beberapa alat pengering berbasis Arduino dapat memiliki kemampuan untuk terhubung ke internet untuk memantau dan mengontrol pengeringan secara jarak jauh melalui aplikasi atau antarmuka web.
7. Antarmuka Pengguna:
Alat ini mungkin dilengkapi dengan tombol atau layar sentuh untuk memungkinkan pengguna untuk mengatur parameter seperti suhu dan kelembaban target.
8. Sistem Proteksi dan Keamanan:
Perlindungan keamanan dan mekanisme darurat mungkin termasuk dalam desain untuk mencegah kejadian tak terduga atau bahaya.
9. Penyimpanan Data (Opsional):
Sistem ini dapat memiliki kemampuan untuk merekam dan menyimpan data suhu dan kelembaban selama proses pengeringan untuk tujuan pemantauan atau analisis lanjutan.
10. Pengendalian Proses Otomatisasi:
Algoritma pengendalian harus diprogramkan di dalam mikrokontroler Arduino untuk memastikan proses pengeringan biji kakao berjalan sesuai dengan parameter yang ditetapkan.
Dalam penyerahan karya inovasi tersebut, Dosen dan Mahasiswa juga memberikan penjelasan kepada petani kakao terkait penggunaan alat pengering biji kakao.
Proses pengembangan Inovasi alat pengering biji kakao ini, Aldi dibimbing dan diuji langsung oleh Dosen ahli yang kompeten di bidangnya, antara lain: Pembimbing: Jaka Persada Sembiring, S.Kom., M.Cs., Penguji: Elka Pranita, S.Pd., M.T.
Aldi berharap, Inovasi yang dikembangkannya dapat bermanfaat dan membantu petani kakao di Desa Mekar Jaya dalam peningkatan hasil panen Biji Kakaonya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Teknokrat, Rektor, dan Dekan FTIK atas dukungan yang telah diberikan. (*)