TUBABA- Rolling jabatan dalam konteks organisasi birokrasi pemerintahan adalah hal yang biasa. Pindah posisi dari satu jabatan ke jabatan lainnya. Atau dapat pula dimaknai sebagai bentuk promosi ” karir ” dari personality personal seseorang dalam dinamisasi organisasi birokrasi.
Oleh karena itu jabatan harus dimaknai sebagai “amanah” kapanpun harus siap menerimanya ketika jabatan itu harus berganti dengan yang lainnya. Jabatan bukanlah sesuatu yang bersifat “permanen” yang tidak bisa berubah setiap saat. Tak perlu dimaknai berlebihan menjadi psikologis ketakutan.
Dalam konteks managemen organisasi secara umum rolling jabatan merupakan bentuk penyegaran dinamisasi organisasi yang memang merupakan sebuah “keharusan” agar tercipta suasana baru dan loyalitas baru. Pimpinan sesungguhnya butuh semangat baru loyalitas baru agar program – program kerja target organisasi tercapai.
Jika tak memiliki loyalitas subyektif personality pimpinan akan menilai hal itu merupakan bentuk “pembangkangan” terhadap pimpinan. Itulah mengapa dalam struktur organisasi loyalitas kejujuran menduduki rangking pertama dimata pimpinan setelah keahlian kepintaran / kecerdasan.
Banyak program – program birokrasi pemerintahan dalam konteks pelayanan publik misalkan menjadi terabaikan tidak tercapai target sasaran salah satu faktor salah menempatkan personality personal pada posisi jabatan. Faktor inilah yang banyak diketemukan dalam organisasi birokrasi pemerintahan yang salah.
Menemukan ASN / PNS yang profesionalisme berintegritas loyalitas pada pengabdian sebagai abdi negara hari ini yang berorentasi pada pelayanan publik adalah barang yang langka yang sulit diketemukan. Kencederungannya pada umumnya menemukan sifat ASN yang hanya asik dengan dirinya sendiri.
Maka sangatlah wajar jika kita hari ini senter mendengar adanya rolling jabatan di Pemkab Tubaba oleh PJ Bupati dijabatan level kepala dinas – Sekretaris – Kabag. Karena hemat penulis memang harus dilakukan segera mungkin oleh PJ Bupati untuk mencapai target orientasi program pembangunan kedepan sampai akhir 2024.
Mengapa karena struktur jabatan birokrasi hari ini merupakan produk peninggalan kebijakan Bupati lama. Tentunya secara personality subyektif psikologis PJ Bupati tidak memiliki “chemestry” dengan anak buah yang ada saat ini. Sedangkan ukuran loyalitas itu penting dalam organisasi birokrasi sebagai bentuk evaluasi.
Sebagai satu catatan evaluasi rolling jabatan personality yang baik yang mampu bekerja pada posisi jabatan memiliki loyalitas pada pimpinan itu setidaknya harus dipertahankan walaupun itu produk lama. Namun yang tidak bisa bekerja tak memiliki progres kemajuan banyak bermasalah memiliki indikasi perilaku korup membuat gaduh di wilayah publik maka harus secepatnya diganti dengan yang baru. (*)
Ditulis oleh Ahmad Basri, Ketua Kajian Kritis Kebijakan Publik Pembangunan – K3PP Tubaba