JAKARTA- Andi Mallarangeng “serang” Moeldoko. Ya, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng sebut Ketua Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai orang yang namanya ikut melambung lantaran disebut tersangkut dalam isu percobaan kudeta kursi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) yang saat ini diduduki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hanya saja, kata Andi, popularitas Moeldoko dalam isu tersebut karena menjadi tokoh yang jahat. Andi tak segan menyebut Moeldoko dengan label ‘Notorious’.
“Ada juga dalam bahasa inggris terkenal tapi jelek, namanya notorious. Nah Moeldoko ini notorious,” kata Andi dalam sebuah webinar yang digelar pada Minggu (7/2/21), dilansir dari cnnindonesia.
Semula, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengungkapkan bahwa padanan bahasa Indonesia tidak mengenal istilah popularitas dari sentimen positif ataupun negatif. Padahal, bahasa inggris memperlakukan padanan bahasa tersebut dengan dua artian yang berbeda.
Misalnya, kata dia, jika menggunakan kata ‘famous’ atau ‘popular’ maka indikasi keterkenalan tokoh tersebut positif. Beda halnya dengan penggunaan kata ‘notorious’ yang berdiksi negatif.
“Itu notorious, semua orang tahu tapi negatif. Kalau Demokrat tambah naik,” jelas dia.
Menurutnya, sentimen positif dari publik terhadap partai politik tersebut pun akan semakin naik akibat isu kudeta ini. Andi menjelaskan bahwa hal tersebut lantaran Demokrat kini tengah berjuang melawan elemen kekuasaan yang mencoba mengintervensi kedaulatan partai tersebut.
Sehingga, nantinya masyarakat akan melihat hal tersebut sebagai sebuah harapan baru.
“Bukan karena kami playing victim, tapi karena kami lawan. Melawan elemen kekuasaan, karena kami berani,” ucap Andi.
Menurutnya, keterlibatan Moeldoko dalam isu mendongkel AHY sebagai Ketum pun sangat berbahaya bagi konsolidasi demokrasi yang tengah dibangun di Indonesia saat ini.
Dia memprediksi, apabila rencana tersebut berhasil lantaran kader-kader tak bersuara lepas ke Partai usai mengadakan pertemuan, maka bukan tidak mungkin suara partai terhadap pemerintah akan berubah sepenuhnya.
“Dengan intervensi-intervensi semacam ini, pasti akan mempengaruhi independensi partai politik. Dan kalau sudah diambil alih, kira-kira Demokrat ke arah mana suaranya. pasti mendukung pemerintah, pastilah itu,” ucapnya. (cni/dim)