Jelang Munas, Dukungan Bamsoet Jadi Ketua Umum Golkar Terus Mengalir

406 views

Jakarta- Dukungan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar terus mengalir. Sejumlah politisi senior Golkar secara terang-terangan sudah memberikan dukungan.

Untuk diketahui, awal Desember mendatang, Golkar bakal melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk menentukan siapa yang bakal menahkodai partai berlambang beringin itu.

Politisi senior Partai Golkar, Freddy Latumahina, menyebutkan bahwa Bambang Soesatyo atau biasa disapa Bamsoet merupakan kader yang cukup berprestasi dan layak didukung menjadi ketua umum.

“Bamsoet punya jejak sangat panjang dalam berorganisasi. Dia juga terbuka dengan semua kalangan,” kata Freddy dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (20/11/19).

“Ini tokoh benaran. Dia berhasil memimpin DPR. Selama dua tahun, semua berjalan dengan baik. Keputusan diambil dengan musyawarah mufakat. Produksi undang-undang berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Keberhasilan Bamsoet menjabat Ketua MPR, menurut Freddy, jabatan ini bisa melekat pada Bamsoet bukan karena namanya disodorkan oleh Golkar, tapi lebih karena ketokohan dan prestasinya selama di DPR. Melalui musyawarah mufakat, fraksi-fraksi di MPR setuju Bamsoet sebagai ketua.

“Semua orang melihat prestasi Bamsoet dan akhirnya orang membandingkan, Bamsoet sudah berbuat apa? Airlangga juga sudah berbuat apa?” kata Freddy.

Dalam kesempatan itu, Freddy berpendapat kader Partai Golkar di daerah merasa kehilangan sosok pemimpin karena aura partai anjlok, konsolidasi pengurus di daerah dengan pusat tidak berjalan baik, partai tidak dijalankan sesuai AD/ART.

Oleh karena itu, kata dia, wajar kalau banyak kader di daerah tidak menginginkan Airlangga Hartarto kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

“Tiga tahun Airlangga pimpin partai, suara turun. Daerah-daerah kehilangan ketokohan Golkar. Jadi bukan hanya di nasional saja. Ini membuat semua orang yang cinta partai bertanya-tanya. Mekanisme tingkat pusat tidak jalan, suka-suka dia, ada kesalahan konsolidasi organisasi, melanggar konstitusi partai,” kata Freddy.

BACA JUGA :   Soal Reshuffle, Trust Indonesia: Jokowi Ingin Tegaskan Posisi Cawe-cawe

Ia meyakini, kader yang betul-betul mencintai Golkar pasti akan bersuara melihat kondisi partai saat ini.

Dia memastikan desakan dari para senior agar Airlangga tidak lagi memimpin Golkar bukan karena masalah pribadi, tapi agar partai ini selamat menjalani agenda politik selanjutnya.

Pada Pileg 2019, suara Partai Golkar berada di peringkat tiga dengan perolehan 17.229.789 suara atau 12,31 persen. Di atasnya ada Partai Gerindra dan PDIP. Padahal saat Pileg 2014, Golkar berhasil meraih 18.432.312 suara atau 14,75 persen. (ant/bim)