News, UTI  

Sharing Succes Prof Ismunandar yang Pernah Jadi Duta Besar Indonesia untuk UNESCO di Teknokrat

1,321 views

LAMPUNG- Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) antusias mengikuti kelas Sharing Succes ýang menghadirkan Mantan Duta Besar Indonesia untuk UNESCO Prof. Ismunandar P.hd di kampus setempat, Kamis, 3 Oktober 2024.

Kegaiatan yang dihadiri oleh Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. Nasrullah Yusuf SE.MBA itu dimoderatori langsung Wakil Rektor UTI Dr Mahathir Muhammad SE.MM dan tentunya ratusan Mahasiswa Teknokrat yang ada.

Pada kesempatan tersebut Prof. Ismunandar yang masa baktinya sebagai Duta Besar Indonesia untuk UNESCO telah berakhir pada 30 September lalu. Meski demikian dirinya tidak sedikit memberikan kilatan sukses ala dirinya saat ini.

“Saya kalau ke Lampung ini secara pulang Kampung karena saya dulu bersekolah di Metro. Sukses bagi saya banyak definisinya yang tentunya banyak dan kita harus syukuri terhadap capaian saat ini,” katanya.

Prof. Ismunandar yang beberapa tahun silam pernah pernah menanam Pohon dalam rangka kampus hijau di Universitas Teknokrat Indonesia ini juga menjelaskan bagaimana peran UNESCO untuk dunia dan Indonesia, hingga kiat sukses menggunakan teknologi terbarukan seperti AI dengan seimbang.

“pertama untuk suskses adik-adik jangan ragu mengambil kesempatan dan terpenting adalah Jaringan atau network.
Dan adanya AI diri kita harus bisa lebih Intelegence lagi dibandingkan AI.Mengimajinasikan kembali kontrak masa depan kita, Sosial baru untuk Pendidikan.Ketika kuliah kalau ada yang membantu dan mengarahkan itu sangat baik . Lalu lakukan Pekerjaan kedepan harus mempunyai passion yang bisa menyelesaikan problem dunia dan harus bisa berkolaborasi,” imbuhnya.

Disisi lain, banyak peluang yang bisa didapatkan apabila mahasiswa tertarik bekerja di Unesco sendiri, dimana UNESCO adalah Badan PBB yang anggotanya seluruh dunia dan membutuhkan talenta yang mempuni.

“UNESCO sebagai laboratorium gagasan dan membuat standar, dan sharing house dan membantu negara yang memang membutuhkan bantuan contohnya Indonesia sebelum merdeka, dan Indonesia sudah menengah dan saatnya membantu negara lain,” terangnya.

BACA JUGA :   Kasus Penganiayaan Wartawan, Kapolres Labuhanbatu Akhirnya Minta Maaf

Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwasanya Taman Nasional Bukit Barisan di Lampung hingga Aceh dalam Status Indanger sejak tahun 2011.

“dan kini masih kita perjuangkan untuk tetap masuk warisan dunia UNESCO.Lalu Ujung Kulon yang mempunyai 70 ekor badak saja, tugas kita menjaga jumlahnya agar terus lestari jangan sampai berkurang, begitu juga dengan Komodo,” ungkapnya.

Meski demikian, Prof. Ismu menerangkan bahwa ada beberapa budaya Indonesia yang kini tengah dalam proses pemantapan pada warisan dunia ýang diakui UNESCO.

“Saat ini kita sedang ajukan Reog Ponorogo, Kulintang dan Kebaya.Seperti Batik harus didaftarkan dengan syarat ada satu orang masyarakat paling tidak beberapa generasi yang meneruskan dan boleh menominasikannya. Ini adalah alat untuk melestarikan budaya bukan untuk rebutan atau saling klaim,” tandasnya.(*)