BANDAR LAMPUNG- Puluhan komunitas dan organisasi serta perorangan yang konsern terhadap lingkungan hidup tergabung dalam Gerakan Retorika Sampah menggelar diskusi di cafe Kopi Pai, Pahoman, Bandar Lampung, Sabtu (15/2/20).
Inisiator Gerakan Retorika Sampah, Perdiansyah menjelaskan, Gerakan Retorika Sampah adalah sebagai bentuk intepretasi gerakan kepedulian permasalahan sampah di pesisir Lampung yang karut marut dan menumpuk tak terurus juga tersingkirkan.
“Slogan berbaur dan berdaur sekaligus wujud upaya gerakan ini untuk bisa bersinergi dengan rekan-rekan komunitas dan organisasi yang peduli lingkungan khususnya di Kota Bandar Lampung,” ujarnya (15/2/20).
Perdiansyah menuturkan, gerakan ini terbuka untuk siapa saja dan latar belakang apapun yang konsen terhadap permasalahan sampah, sanitasi, pesisir dan lingkungan di Provinsi Lampung khususnya di pesisir Kota Tapis Berseri.
“Dalam gerakan retorika sampah diharapkan dapat berkolaborasi dan menuangkan ide serta opininya. Maka itu, kami kumpulkan 35 komunitas dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan,” paparnya.
Ia pun berharap puluhan komunitas yang tergabung bisa menjalankan semacam kampanye kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan atau ke sungai, memilah sampah di rumah dan malu untuk mengotori lingkungan.
“Meski selama ini kampanye sudah banyak dilakukan sejumlah komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Tapi hari ini, di sini kami berharap dari semua komunitas itu bergabung menjadi satu dan membuat kampanye secara masif bersama serta bisa sampai kepemerintah selaku pembuat kebijakan,” terangnya.
Sementara itu, Koordinator publikasi dan informasi, Imam Setiawan mengharapkan, dengan adanya Gerakan Retorika Sampah dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk bisa sadar bahwa pentingnya menjaga kebersihan.
“Karena selama ini hanya masing-masing komunitas bergerak sendiri-sendiri tanpa ada dukungan yang kuat. Dengan adanya wadah ini. Bisa membuat gerakan ini lebih besar dan tersusun,” ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan-kegiatan yang masif harus terus digalakkan, agar menyadarkan masyarakat tentang sadar sampah. Jadi, dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak, elemen dan lainnya. Gerakan retorika sampah ini bisa membuat suatu gembrakan bersih sampah.
“Media juga menjadi peran utama untuk bisa mensosialisasi kebersihan sampah. Karena dengan adanya publikasi, bisa menyadari bahwa kita sebagai masyarakat harus menjaga kebersihan sampah,” tandasnya. (ima/dit)