PESAWARAN- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pesawaran, Sam Herman diduga telah mengbil alih Kegiatan Pembangunan Rice Milling Unit (Penggilingan Padi) yang dipercayakan kepada Kelompok Tani Karya Mandiri, dengan Ketua Selamet Purnadi yang ada di Desa Rowo Rejo, Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran.
Kegiatan itu merupakan program swakelola, dengan nilai Rp 180 juta, yang didapat melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022.
Dalam pelaksanaan pengerjaan kegiatan, Sam Herman diduga telah menyalahi prosedur aturan dan mekanismenya, yang secara sepihak mengambil alih pekerjaan, yang berdasarkan ketentuannya seharusnya pekerjaan dilakukan oleh kelompok tani.
“Bentuk kegiatannya Swakelola, seharusnya kelompok tani itu sendiri yang mengerjakan, tapi oleh kadis diambil alih, dengan memasang orang- orangnya untuk mengerjakan kegiatan tersebut,” ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
Tidak itu saja, ucap sumber tadi, dalam pemenuhan paket kegiatan berupa alat penunjang pembangunan penggilingan padi (RMU) seperti Alat Panen Padi (Combine) dan Alat Penggiling padi untuk menjadi gabah (Dryer), semua diborong kadis melalui orangnya.
“Intinya, kelompok tani disini sudah terima beres saja, semua di kegiatan ini, sepenuhnya dilaksanakan dan di jalankan sendiri oleh kadis melalui orang- orangnya, tanpa melibatkan sedikitpun kelompok tani disini, itu saja,” tambah sumber.
Sementara, ulah Sam Herman ini, tidak sejalan dengan predikat yang disandangnya, sebagai ASN terbaik, yang belum lama ini dianugerahi penghargaan oleh Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona berupa Satya Lencana Karya Satya, sebagai ASN berprestasi di lingkup Pemkab setempat.
Saat di konfirmasi Sam mengaku tak ingat pasti kapan pekerjaan itu dilakukan.
” Saya kurang tahu itu kan sudah lama kejadiannya, jangan-jangan itu terjadinya sebelum saya duduk di dinas itu,” ucap Sam Herman via ponsel.
Bahkan, Dia mengungkapkan keheranan dan kekesalannya kepada kelompok tani itu, yang dianggapnya bukannya berterimakasih, telah dibantu dan diperjuangkan untuk mendapatkan kegiatan tersebut, malah sebaliknya menyudutkannya.
” Heran saya, bukannya para petani itu terima kasih, sudah kita bantu perjuangkan, sudah kita modalin, untuk mendapatkan pekerjaan itu, kok balasannya malah nyudutkan orang dinas, gimana ini,” ucap Sam Herman.
Sebab, kata dia, baginya terlalu kecil untuk ikut cawe-cawe, apalagi mencari keuntungan pada kegiatan itu, dibandingkan nilai kegiatan yang sedang dijalankan dan dikelola dinasnya saat ini.
“Kecil amat, kalo mau cari keuntungan di kegiatan, yang nilainya cuma ratusan juta gitu. Kalo mau tau, milyaran nilai kegiatan kita sekarang yang sedang kita tangani,” pungkasnya.(rid/dit)