Metro – Wali Kota Metro Wali Kota Metro dr.Wahdi Siradjuddin, Sp.OG(K).,M. menjadi narasumber pada kegiatan audiensi dan wawancara dalam rangka penyusunan buku laporan City Pilot Project Waste Management Coca-Cola Europacific Partners Indonesia di Kota Metro yang berlangsung di Guest House Wali Kota Metro, Senin (04/12/2023).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro Ardah, SE., M.AP., melaporkan audiensi dan wawancara yang dilakukan dalam rangka penyusunan Buku Laporan City Pilot Project Waste Management Coca-Cola Europacific Partners Indonesia di Kota Metro.
Coca-Cola Europacific Partners Indonesia CCEP Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Metro untuk proyek Bank Sampah, yang bertujuan agar pengelolaan sampah dapat dilakukan secara optimal dan mendorong ekonomi sirkular dengan menggandeng masyarakat, akademisi serta perbankan seperti BNI untuk mendukung pengelolaan sampah di Kota Metro.
Untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah yang ada di Kota Metro serta langkah dan kebijakan yang akan diterapkan oleh Pemerintah Kota Metro, maka kegiatan ini dihadiri oleh Regional Corporate Affair Manager CCEP Sumatera, Sekretaris Lingkungan Hidup, Penulis Buku, Jurnalis Kompas, Sahabat Gajah, Anak-anak Akademisi Pendamping Bank Sampah dan UMM. Selain intuk untuk mengurangi atau menghentikan pembangunan TPA juga merupakan target pemerintah pada Tahun 2030.
“Saat ini kan kita sedang memproses AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)melalui Dinas PUTR yang kita mungkin akan dapat revitalisasi TPAnya nanti pada di Tahun 2025,” ujarnya.
Sebelum memasuki Tahun 2030, Pemerintah Kota Metro akan melakukan perubahan dalam sistem pengelolaan sampah, dimana yang sebelumnya mengunakan open dumping yaitu metode pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) akan menjadi sistem sanitary landfill sampah yang dinilai dapat menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
“Dengan adanya perubahan sistem mudah-mudahan saja sistem sanitary landfill TPA Kota Metro akan menjadi lebih aman lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Metro dr.Wahdi Siradjuddin, Sp.OG(K).,M.H menyampaikan dalam mewujudkan Kota Metro sebagai kota sehat tidak dapat dilakukan sendirian oleh pemerintah, tetapi membutuhkan gotong-royong, kemitraan dan kolaborasi yang di bangun oleh Pemerintah Kota Metro bersama komunitas dan Masyarakat.
Tak hanya itu, untuk mendukung pengelolaan sampah di Kota Metro dapat berjalan dengan baik, Pemerintah Kota Metro strategi khusus yang telah tertuang dalam peraturan Wali Kota Metro Nomor 44 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Metro dan juga merupakan kebijakan nasional.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil pengurangan jumlah sampah di Kota Metro sebesar 30 persen dan penanganan sampah yang sudah mencapai 76 persen.
Diakuinya, dalam perubahan yang dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat dapat mengolah dan memilah sampah dengan baik dibutuhkan biaya yang besar.
“Kota Metro juga melakukan pergerakan melalui bank sampah yang terdapat di 22 kelurahan, dimana pengelola sampah salah satunya Kelurahan Yosorejo yang berhasil menjadi juara nasional mewakili Provinsi Lampung pada Tahun 2023,” jelasnya.
Salah satu indikator terpilihnya Kelurahan Yosorejo menjadi juara nasional adalah kemampuan pemberdayaan masyarakatnya dalam mengelola sampah.
Wahdi juga mengatakan bahwa tahun 2030 pemerintah tidak akan membahas tentang tempat pembuangan sampah, melainkan tempat pengelolaan sampah dengan membuat PDU (Pusat Daur Ulang) Mini.
“Selain itu, pemerintah juga membutuhkan peran dari beberapa komunitas masyarakat dalam pemberdayaan juga ada nilai keseimbangan melalui penelitian dan berkelanjutan. Dengan hadirnya bank sampah di Kota Metro bisa menjadi solusi bagi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, penanganan terkait sampah di Kota Metro, Regional Corporate Affair Manager CCEP Sumatera, Yayan Sopian, mengungkapkan bahwa coca-cola telah menciptakan model penanganan sampah dengan melakukan kolaborasi dengan pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro bersama TP PKK dan leading sektor membuat sebuah model penanganan sampah atau pengurangan sampah yang berbasis kewilayahan dan melibatkan masyarakat.
“Buku atau jurnal perjalanan pasang surut ini untuk konsumsi internal di perusahaan kita. Mudah-mudahan dapat disosialisasikan juga dijaring kota-kota dan seluruh kabupaten,” bebernya.
Coca-cola juga dalam waktu dekat akan mengelar dan memberikan apresiasi kepada para bank sampah pengiat lingkungan dalam tema “Nature dan Harmony”.
“Kami sangat yakin dari pembelajaran yang kami dapat bahwa dalam menyelesaikan masalah sampah bukan lagi masalah tanggungjawab pemerintah, tetapi masalah semua stake holder. Kami mendapatkan pembelajaran yang sangat luar biasa, bagaimana pelibatan dan dukungan pemerintah yaitu komitmennya serta beberapa faktor sektor lain dari hotel dan restoran yang ada di Kota Metro dalam memberikan dukungan luar biasa,” ucapnya.
Yayan menilai dukungan yang diberikan tersebut juga harus dapat disinkronkan dengan kebijakan-kebijakan yang ada di daerah.
Saat ini, coca-cola telah memiliki 30 fasilitator di lingkungan sekolah yang dapat membagikan ilmu-ilmu yang mereka dapat dari PDU pada hari selasa dan kamis tentang penanganan sampah serta membangun champion di setiap sekolahnya.
“Model pembelajaran yang kita lakukan di metro juga sudah kami replikasikan di Lampung Selatan, Bandar Lampung dan Palembang,”katanya.
Kegiatan Nature dan Harmony yang akan diadakan di Taman Merdeka Kota Metro akan dihadiri seluruh kabupaten/kota yang ada di Lampung pada tanggal 16 dan 17 Desember 2023. Diharapksn bisa menjadi penyemangat dan menjadikan Kota Metro menjadi sebuah model percontohan tidak hanya di Provinsi Lampung tetapi juga Indonesia. (hum/feb)