Kadis Kesehatan Pesawaran Luruskan Soal 87 Warga Desa Karang Reja Terserang Wabah DBD

842 views

PESAWARAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran memandang agar tidak terjadi salah persepsi ditengah masyarakat, pihaknya merasa perlu untuk meluruskan terkait pemberitaan yang menyebutkan sebanyak 87 warga Desa Karang Rejo, Kecamatan Negeri Katon, terserang  wabah Demam Berdarah Dangue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Adies Aigepty.

Menurut penjelasan yang disampaikan Kadis Kesehatan Pesawaran, dr. Media Apriliana, M.K.M mengatakan, kasus 87 warga terjangkit DBD yang terjadi, berdasarkan data, yang didapat dari Puskesmas Kali Rejo, Kecamatan Negeri Katon, ke 87 kasus DBD di Desa Karang Rejo, merupakan kasus DBD yang terjadi di sejumlah desa yang ada di kecamatan setempat, salah satunya Desa Karang Rejo, yang terjadi selama kurun waktu 1 tahun, yakni dari Bulan Januari- Desember 2024 lalu.

” Jadi berdasarkan data yang kami punya, jumlah 87 kasus DBD yang terjadi, itu terjadi dalam kurun waktu satu tahun lalu. Itu pun terjadi di sejumlah desa yang ada di kecamatan Negeri Katon, jadi bukan desa Karang Rejo saja,” jelas Media, Senin (13/1/25).

“Kalo kasus DBD, yang terjadi di Desa Karang Rejo, berdasarkan data yang kami dapat dari Puskesmas Kali Rejo, dari bulan Desember- Januari (hari ini), terdata, ada 5 kasus DBD saja yang terkonfirmasi,” tambahnya.

Meskipun demikian, dalam menyikapi kasus DBD yang terjadi di desa tersebut, pihaknya telah menurunkan sejumlah petugas, untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa setempat, baik cara pencegahan atau pembasmiannya,  dalam upaya memutus rantai penyebaran penyakit menular yang sangat membahayakan tersebut.

“Kami sudah turunkan sejumlah petugas ke desa itu, untuk membantu masyarakat dalam upaya pencegahan dan memutus rantai penyebaran dan penularan panyakit yang membahayakan ini,” ujarnya.

Di katakan Media, terkait Pogging yang harus segera dilakukan dalam setiap mengatasi daerah yang diserang pandemi DBD. Menurutnya, pogging bukanlah cara satu- satunya yang harus dilakukan dalam mengatasi pandemi DBD.

Terpenting kata Media, bagaimana  masyarakat dalam penerapan kehidupan kesehariannya menjaga kesehatan, dengan selalu mengutamakan kebersihan baik dirumah maupun di lingkungannya.

“Mengatasi pandemi DBD, tidak harus dengan Pogging, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau M3 (Menimbun, Menutup dan Menguras ) tempat nyamuk bersarang dan  berkembang biak. Tapi terpenting dengan menjaga kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya tetap sehat dan bersih, itu yang lebih efektif,  mudah dan murah dalam menghindari keluarga dari gigitan nyamuk penyebab DBD,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 87 Warga Desa Karang Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, terdeteksi terjangkit  kasus demam berdarah dengue (DBD). Para penderitaan tersebut sedang menjalani perawatan secara intensif di beberapa rumah sakit akibat  penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Kepala Desa Karang Rejo, Sutri Edi, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya penyemprotan secara mandiri di beberapa wilayah desa. Namun, langkah tersebut tidak optimal karena terbatasnya anggaran. 

“Kami bersama aparatur desa sudah mencoba melakukan fogging di beberapa titik, tetapi tidak bisa merata karena anggaran terbatas. Kami sudah meminta bantuan cairan fogging ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, tetapi selalu kosong,” kata Sutri Edi, Jumat (10/1/25). (rid)