Kota Metro – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membuka Kegiatan Intervensi Serentak dan Terfokus Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2024 serta Kick Off Gerakan Intervensi Serentak Dalam Pencegahan Stunting Kota Metro, di Desa Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Senin (10/06/2024).
Dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting secara nasional, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Daerah. Hal inilah yang menjadi landasan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Lampung.
Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Lampung ini merupakan aksi bersama melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, dan intervensi bagi seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita secara berkelanjutan.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan cakupan kunjungan sasaran ke Posyandu, mendeteksi dini masalah gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting, dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi.
Dalam sambutannya, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan bahwa dalam kerangka pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia, permasalahan stunting ini menjadi persoalan besar yang mendesak untuk diselesaikan bersama.
Stunting tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga terkait dengan kesehatan dan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.
Hal ini menandakan bahwa kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan dapat menimbulkan permasalahan sosial di masa depan.
Untuk itu, berbagai strategi dan upaya percepatan penurunan stunting telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, khususnya Provinsi Lampung, hal ini terbukti dengan terus menurunnya angka Prevalensi Stunting di Provinsi Lampung.
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, dari 26,26% di tahun 2019, telah turun menjadi 14,9% di tahun 2023. Data ini menunjukkan bahwa Provinsi Lampung berada di peringkat keempat dengan Prevalensi Stunting terendah di Indonesia.
Hasil SKI yang dilakukan Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa Prevalensi Stunting dapat diamati pada usia 6 bulan ke 12 bulan dan 24 bulan. Angka stunting dapat meningkat jika tidak mendapatkan intervensi yang mencukupi bagi pertumbuhan. Di usia emas tersebut sehingga sangat rentan menjadi stunting.
Gubernur juga mengungkapkan, bahwa pada tahun 2023, secara nasional angka penurunan Stunting mengalami perlambatan atau hanya sebesar 0,1%. Penurunan Prevalensi Stunting di Provinsi Lampung pada tahun 2022 sebesar 3,3% dan tahun 2023 hanya menurun sebesar 0,3%. Hal tersebut disebabkan oleh masih adanya beberapa Kabupaten/Kota yang capaian angka Prevalensi Stunting mengalami peningkatan.
“Tentu ini menjadi perhatian kita semua, agar berupaya lebih keras lagi untuk mencapai target 14% pada tahun 2024 secara merata di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa penunjukan Kota Metro sebagai Lokus Pencanangan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di 15 Kabupaten/Kota Provinsi Lampung, salah satunya adalah karena melihat dari hasil Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tahun 2024. Kota Metro dinilai memiliki kinerja terbaik dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting se-Provinsi Lampung.
“Saya ucapkan selamat dan terima kasih sekali lagi untuk komitmen dan konsistensi Kota Metro yang telah bersama-sama bergotong royong seluruh stakeholdernya bergerak mencegah timbulnya stunting baru di Kota Metro,” ucapnya.
Gubernur berharap, Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Lampung Tahun 2024 ini, dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi generasi masa depan Provinsi Lampung dan kejayaan Provinsi Lampung.
“Saya berharap Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Lampung Tahun 2024 ini, dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi generasi masa depan Provinsi Lampung dan kejayaan Provinsi Lampung yang kita cita-citakan bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lampung yang didampingi oleh Wali Kota Metro, Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Ketua TP PKK Kota Metro, dan Ketua DPRD Kota Metro turut menyerahkan Piagam Penghargaan atas kontribusi yang sudah dilakukan dalam mendukung Intervensi Pencegahan Stunting di Kota Metro kepada 8 peserta, diantaranya adalah Polres Metro, Kodim 0411 Kota Metro, Kejaksaan Negeri Metro, DPRD Kota Metro, Pengadilan Agama Kota Metro, Kementerian Agama, Pinsar Petelur Nasional (PPN) Provinsi Lampung, serta Paguyuban RT/RW Kelurahan Purwoasri.
Selanjutnya, Wali Kota Metro Wahdi Di sisi lain, Wahdi, Wali Kota Metro menekankan pentingnya kerjasama semua pihak dalam mengatasi stunting.
“Dalam bonus demografi, kita harus memanajemen strategi terbaik sehingga sumber daya manusia menjadi produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan penurunan persentase balita stunting masih sangat lambat, termasuk di dunia.
“Di Indonesia, sesuai Perpres No. 72 Tahun 2021, Presiden telah menekankan bahwa pada tahun 2024 kita harus menurunkan angka stunting menjadi 14%,” jelas Wahdi.
Provinsi Lampung menunjukkan perkembangan positif dalam penurunan angka stunting. Sejak tahun 2019, angka stunting di Lampung menurun dari 25,8% menjadi 14,9% pada tahun 2023. Kota Metro juga mengalami penurunan signifikan dari 25,4% pada tahun 2019 menjadi 7,1% pada tahun 2023.
Wahdi juga mengatakan bahwa semua tidak akan terlaksana dan tidak akan berhasil ketika tidak ada sinergisitas kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Tentu ketika peran pemerintah sudah tidak besar lagi tetapi keberdayaan masyarakat. Maka kolaborasi sinergis ini kita sudah bisa lihat di sini semuanya terlibat,” ucapnya.
Menurut Wahdi, penting sekali untuk me-manajemen strategi guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Tentu dalam bonus demografi juga kita ingin bagaimana me-manajemen strategi terbaik sehingga sumber daya manusia ini menjadi sumber daya yang produktif dan tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Program Jama-Pai, sambung Wahdi, merupakan gerakan yang mengedepankan kearifan lokal gotong royong.
“Di sini masalah kesehatan ibu dan anak paling penting sekali. Maka, Kota Metro membuat satu gerakan yang disebut Jama-pai, kearifan lokal kita gotong royong,” ucap Wahdi.
Intervensi serentak yang dilaksanakan ini, Wahdi menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia secara menyeluruh, termasuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Angka kemiskinan di Kota Metro turun signifikan, saat ini mencapai 7,1%. Umur harapan hidup di Kota Metro juga tertinggi di Provinsi Lampung, yaitu 75,48 tahun.
“Melalui gerakan Jama-Pai, kita berharap 100% sasaran ibu hamil dan balita 1000 hari kehidupan pertama akan mendapatkan perhatian yang maksimal,” tambah Wahdi.
Diakhir paparannya, Wahdi menerangkan bahwa gerakan ini diharapkan dapat melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dan dunia usaha, untuk memastikan penurunan angka stunting dapat tercapai dengan cepat dan tepat.
“DKKBN mencatat bahwa orang mengenal stunting itu 90% lebih tapi yang melakukan kegiatan untuk itu hanya 30%. Ini menjadi tanda tanya. Jadi kalau kita semua lakukan dengan gotong royong, saya kira penurunan angka stunting nanti akan cepat tercapai,” tutup Wahdi. (*)