Kota Metro – Program Wali Kota Metro, Wahdi menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jenderal Ahmad Yani sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran bagi Universitas Malahayati terbukti berhasil.
Pasalnya, rumah sakit ini mengalami perkembangan cukup signifikan baik dari sisi kualitas pelayanan bagi masyarakat maupun inovasi program layanan.
RS Pendidikan merupakan RS yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Keterpaduan antara pendidikan, penelitian dan pelayanan merupakan hal yang perlu digarisbawahi. Di samping itu RS pendidikan harus tetap mengutamakan tata kelola klinis yang baik, kemudian mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, termasuk perihal update peralatan medisnya.
Dalam tata kelola klinis tersebut semua harus berbasis bukti, sehingga harus mengikuti perkembangan riset-riset yang dipublikasikan di jurnal internasional yang bereputasi dan tetap memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan.
Direktur RSUD A Yani Metro, dr. Fitri Agustina mengatakan, ada dua laporan dari PPDS Paru FK Unila dimana RSUD A Yani diterima di Asian Pacific Society of Respirology tahun 2023 di Singapura dan Europian Society Medical Oncology Singapura.
“Kemudian mahasiswa kita juga mendapat juara satu penilitan karya ilmiah dan 55 mahasiswa coas semuanya mengikuti uji kompetensi dan lulus semua pada bulan Desember 2023. Ini prestasi yang telah kita peroleh sebagai rumah sakit pendidikan utama fakultas kedokteran Universitas Malahayati,” kata dia, Minggu (12/5).
Selain itu, inovasi penghapusan pendaftaran manual rawat jalan di aplikasi Silat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dimana, pada tahun 2023 lalu sebanyak 92,14 persen pasien mendaftar melalui online dan 7,86 persen secara manual.
Keberhasilan ini juga dibarengi dengan program walikota Metro, Wahdi yaitu program Jama-PAI yang baru-baru ini menerima penghargaan dari Presiden RI Jokowi. Atas program ini terbukti angka kematian ibu yang melahirkan tidak ada.
Sesuai dengan penjelasan Direktur RSUD A Yani bahwa tahun 2023 semua ibu yang melahirkan bayinya selamat. “Lalu angka kelahiran bayi 2023 lalu sebanyak 356, angka kematian ibu nihil,” paparnya.
dr. Fitri menambahkan, sebagai RS rujukan regional, RSUD A Yani juga mengalami peningkatan angka kunjungan yang cukup tinggi. Pada tahun 2022 lalu, kunjungan rawat inap di RS tersebut sebanyak 21 ribu pasien dan rawat jalan 76 ribu.
“Sedangkan pada tahun 2023 kunjungan rawat inap meningkat menjadi 25 ribu pasien dan rawat jalan 96 ribu pasien. Untuk kasus penyakit tertinggi di RSUD A Yani yaitu eoplasma ganas payudara dan kasus gagal ginjal. Tertinggi neoplasma ganas payudara,” tandasnya.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Wali Kota Metro yang tiada hentinya membimbing sehingga dapat bersaing dengan rumah sakit lainya. (*)