Kota Metro- Pemerintah Kota Metro melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) rancangan RKPD 2025 Tingkat Kota yang berlangsung di Gedung Sesat Agung Bumi Sai Wawai, Kamis (7/03/2024).
Musrenbang tahun 2024 ini mengusung tematik Penguatan Pembangunan Sumber Daya Manusia untuk Mewujudkan Masyarakat yang Sejahtera, Berbudaya, dan Berakhlak Mulia yang selaras dengan Tema Pembangunan Provinsi Lampung.
Dalam Musrenbang tingkat kota ini, juga dibahas bagaimana upaya-upaya pemerintah kabupaten/kota dalam menyelaraskan pembangunan dengan Provinsi Lampung. Karena pembangunan di Kabupaten/Kota akan menentukan capaian pembangunan Provinsi Lampung.
Di bidang ekonomi, dalam paparan Kepala Bappeda Anang Risgiyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi di Kota Metro berangsur membaik setelah pasca pandemi Covid-19 yang lalu, yang pada tahun 2020 perekonomian Kota Metro mengalami kontraksi/penurunan mencapai -1,79% namun pada tahun 2021 mengalami pertumbuhan menjadi 2,91%, tahun 2022 menjadi 4,51% dan pada tahun 2023 menyentuh angka 4,86% angka ini lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yaitu sebesar 4,55%.
Terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ia menambahkan sebagai ukuran capaian sejumlah dasar kualitas hidup dibangun melalui pendekatan tiga dimensi mencakup umur yang panjang, sehat, pengetahuan yang baik serta kehidupan yang layak.
“Maka IPM di Kota Metro menduduki di level tinggi yaitu terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun 2022 sebesar 77,89% menjadi 79,85%. Capaian IPM ini sudah melampaui target yang telah ditetapkan di RPJMD 2021-2026. Dari 15 Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung, Kota Metro berada di peringkat kedua IPM tertinggi setelah Bandar Lampung, dengan selisih capaian hanya 0,01%,” imbuhnya.
Walikota Metro, dr. Wahdi Siradjuddin, Sp.OG(k), M.H dalam sambutannya mengatakan bahwa Kota Metro ini merupakan kota jasa dan juga perdagangan yang merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Provinsi Lampung, sehingga dipandang perlu menguatkan sustainable development goals (SDG’S) yang berkelanjutan, dimana ketahanan pangannya, energinya hingga airnya melalui FEW NEXUS. FEW adalah Food, Energy, Water sedangkan NEXUS adalah keterkaitan air sebagai hal utama yaitu Water Bonding, Economic Water Security, Urban Water Security, Enviromental Water Security, yang sangat mempengaruhi food atau Ketahanan pangan dan Energy yaitu Listrik dan sebagainya.
“Maka kita lihat tadi capaian pertumbuhan ekonomi kita salah satu yang tertinggi di Provinsi Lampung, jadi kita masuk pada level satu pembangunan dengan angka kemiskinan rendah termasuk juga dengan isu isu yang menyebabkan IPM tinggi tersebut dengan rata rata lama sekolah kita sudah tertinggi di atas nasional,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama Gubernur Lampung yang di wakili oleh Asisten II Provinsi Lampung, Ir. Mulyadi Irsan, MT berpesan agar pemerintah Kabupaten/Kota juga mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar tercipta kemandirian fiskal.
“Tentu ada beberapa hal yang harus jadi perhatian antara lain perencanaan yang berintegritas dan melakukan efisiensi, pembangunan berorientasi hasil, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk kemandirian fiskal, mewujudkan pemerintahan yang ramah investasi, serta pelayanan publik untuk mewujudkan keadilan,” katanya.
Mulyadi berharap Forum ini dapat menjadi momentum untuk mendengarkan dan mengakomodir program-program yang dibutuhkan masyarakat, sehingga tercipta pembangunan yang berjenjang dari tingkat kota, provinsi maupun nasional.
“Agregasi capaian pembangunan kabupaten dan kota, termasuk Kota Metro, akan menentukan capaian pembangunan Provinsi Lampung. Begitu juga capaian pembangunan nasional, merupakan akumulasi kinerja pembangunan seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Karena itu, koordinasi dan sinergi antar-jenjang pemerintahan menjadi kunci keberhasilan,” tutupnya. (*)