Bak Epos Mahabharata, Konferprov PWI Lampung Bakal Berdarah-Darah?

5,015 views
Fajar Arifin,S.H (CEO Senator.ID Grup)

Pertarungan sengit maha dahsyat antara Kurawa dan Pandawa untuk memperebutkan tahta Hastinapura bakal terjadi di arena Konferensi Provinsi (Konferprov) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung 2021 yang mulai digelar hari ini hingga esok (2-3/12/21) di Hotel Sheraton, Bandarlampung.

Ya, ada empat calon Ketua PWI Lampung yang bakal memperebutkan 505 pemegang hak suara.  

Setidaknya sampai pagi ini (2/12/21) belum ada kandidat yang mundur dari gelanggang. Entah kalau nanti siang, sore atau di last minute besok tanggal 3!

Mereka terdiri dari Nizwar, Wirahadikusumah, Juniardi dan Herman Batin Mangku.

Keempatnya merupakan jurnalis kawakan di Lampung. Khusus Nizwar, dia juga merupakan salah satu penguji UKW (uji kompetensi wartawan) di Indonesia.

Pun demikian, tanpa mengecilkan kans Juniardi dan Herman Batin Mangku untuk jadi jawara, kontestasi 5 tahunan di tubuh PWI Lampung kali ini memang seolah tertuju kepada duel Nizwar dan Wira (sebutan akrab Wirahadikusumah), 2 bekas pemimpin redaksi Radar Lampung, salah satu koran besar di Bumi Ruwa Jurai.

Bisa dibilang, kedua orang itu merupakan anak didik Dahlan Iskan, mantan big bos Jawa Pos yang juga pernah nyicip jadi Dirut PLN lan Menteri BUMN di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Meski tidak 100 persen, mayoritas gerbong besar Radar Lampung grup dipastikan mendukung Nizwar. Kematangan dalam mengelola organisasi menjadi salah satu pertimbangan!

Di bagian lain, Wira yang sempat nyalon anggota DPRD Lampung 2019 lalu juga punya loyalis di media besutan Ardiansah itu.

Kekuatan Wira yang sesungguhnya bertumpu pada Sosok Supriyadi Alfian.

Ya, Supriyadi Alfian, Ketua PWI Lampung  yang bakal lengser dalam beberapa jam kedepan itu menjadi tokoh utama yang mendorong wira maju ke bursa pencalonan Ketua PWI Lampung melawan Nizwar, sang senior.

BACA JUGA :   Ibunda, Sakitmu Sudah Hilang...Allah Lebih Sayang Engkau!

Kontestasi PWI Lampung tahun ini memang panas, bahkan mungkin lebih panas dari sengatan panas matahari di Bandarlampung pagi ini.

Ini terlihat dari saling klaim jumlah dukungan yang sengaja disebar ke berbagai media yang menjadi kroni para calon dengan harapan mempengaruhi para calon pemilih.

Psy War gaez! begitu Kata orang kekinian bilang.

Kubu wira mengklaim sudah mengantongi 300 suara, Nizwar mengantongi 270 suara ril, Herman Mangku 250an suara dan justru Juniardi yang tak mau ambil pusing dengan klaim perolehan suara.

Lucu kalau melihat angka klaim para kubu, wong suaranya saja cuma 505. Gak mungkin juga ada suara siluman kan?

Bak epos Mahabharata, Konferprov Kali ini saya prediksi bakal menyuguhkan peperangan sengit yang memakan banyak “korban”.

Ini terlihat dari apa yang terjadi di banyak markas PWI. Tensi politik jelang konferprov terasa panas di hampir seluruh PWI di Lampung. Menegangkan! Kalau tidak mau disebut mencekam….

Pemicunya: Suara ghaib yang kasih instruksi khusus ke para “pimpinan” di daerah.

Tak pelak, kondisi ini membuat hubungan perkawanan antar anggota PWI di daerah jadi tak harmonis. Makin jam bertambah, semakin meruncing dan memburuk lantaran beda kiblat dukungan.

Bisa jadi, biang kerok perpecahan ini timbul karena “dipaksanya” keterlibatan institusi untuk pemenangan salah satu calon sehingga para pemegang hak suara tidak bisa menyalurkan pilihannya dengan merdeka.

So, sudah alhamdulillah kalau yang terjadi cuma ribut adu mulut, tapi kalau sampai beradu fisik, ini yang bakal membuat proses demokrasi di dalam rumah para wartawan ternoda.

Tak hanya itu, konferprov ini juga menjadi ajang pembuktian loyalitas para wartawan dengan pimpinan perusahaan di masing-masing perusahaan media. Mengingat, banyak pimpinan media di Lampung juga merupakan jurnalis yang aktif di PWI.

BACA JUGA :   Golkar “Kusut”, Kader Galau!

Saat ini, tak sedikit dari wartawan yang tidak mengindahkan arahan perusahaan untuk memilih salah satu calon.

Mereka bilang, takut disisihkan oleh para pengurus PWI di daerah kalau beda arah dukungan suara.

Kondisi ini tentu punya risiko, sejumlah pimpinan media juga sudah bersiap untuk mengganjar sanksi tegas. Terlebih jika pada akhirnya calon ketua yang didukung wartawan “mbalelo” itu kalah di medan konferensi.

Ya, semoga Konferensi PWI Lampung menghasilkan pemimpin terbaik dari yang terbaik.

Jangan biarkan Sengkuni merusak masa depan PWI yang kita cintai.

Tapi kalau Sengkuni sudah kadung masuk ke arena, semoga ada Khrisna yang membantu Pandawa memenangi perang saudara di kurusetra.

Pilihlah calon sesuai kehendak hatimu, agar kita tidak jadi orang munafik saat berbicara tentang demokrasi!

Selamat berkompetisi teman, selamat berjuang sahabat……