LAMPUNG- Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal, menjadi narasumber webinar dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional dengan tema “Pengembangan Batik Di Luar Jawa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia, Jumat (15/10).
Webinar ini juga menghadirkan Carmanita dan Dr. Komarudin Kudiya, S.IP, M.Des sebagai narasumber.
Dalam kesempatannya, Riana Sari Arinal memaparkan sejarah batik di Provinsi Lampung yaitu, peninggalan berupa kain sebage yang merupakan kain yang berasal dari India dan sudah dikenakan oleh masyarakat Lampung sejak abad ke-15.
Riana Sari juga menjelaskan motif batik lampung yang memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dengan motif batik di wilayah lain yang ada di Indonesia.
Pewarnaan yang cerah menjadi ciri khas dari batik Lampung. Hal ini melambangkan keceriaan dan keberanian. Motif Lampung juga sangat dipengaruhi oleh kebudayan India, motif yang sangat terkenal adalah motif perahu dan pohon kehidupan.
Selanjutnya, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung menjelaskan ciri khas motif batik dari setiap kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung.
Di masa kepemimpinan Riana Sari Arinal, Dekranasda Provinsi Lampung telah melakukan upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan Lampung dan mempromosikan batik lampung dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan inovatif dan kreatif.
Kegiatan tersebut diantaranya, menyelenggarakan pameran-pameran tematik kerajinan khas Lampung seperti festival batik Lampung, seminar meningkatkan daya saing perajin dan Lampung Craft yang menjadi agenda tahunan kegiatan Dekranasda Lampung.
Riana Sari juga menerangkan, salah satu upayanya dalam melestarikan Kebudayaan Lampung, khususnya batik lampung, yaitu dengan mendirikan Lamban Batik Lampung yang
terinspirasi oleh keberadaan Yayasan Batik Indonesia.
Lamban Batik Lampung merupakan tempat mengekspresikan seluruh hasil karya perajin batik Lampung dan juga sebagai tempat memasarkan karya Batik Lampung dan telah diresmikan pada tanggal 10 Maret 2021 lalu.
Di Lamban Batik tersedia ruang pamer hasil karya Batik dari 15 Kabupaten/kota. Selain itu, di lamban batik ini juga melaksanakan pelatihan bagi para perajin batik.
Di akhir paparannya, Riana Sari mengungkapkan, beragamnya motif batik lampung telah menginspirasi dirinya untuk mendesain batik menjadi pakaian yang digemari oleh semua kalangan dengan memadupadankan corak yang berbeda tetapi warnanya senada. Riana Sari menamakan batik seperti ini sebagai batik tabrak.
“Semoga Batik Lampung dapat terus berkembang dan menjadi salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Lampung,” tutup Riana Sari mengakhiri paparannya. (kmf)