Momen perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia disambut khidmat oleh masyarakat, namun berbeda beda caranya bagi beberapa kelompok masyarakat.
Lembaga Dakwah Nasuha, salah satunya, merayakannya meriah bersama ratusan Sahabat Nasuha, anggotanya, Selasa (17/8/21). Peserta tetap menjaga protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan.
Acaranya juga beragam, yang utama, Launching Buku Putih Nasuha, buku putih yang berjudul Solusi Lunas Utang Hidup Bahagia, dilanjutkan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dengan khidmat, kemudian berbagai acara lomba juga digelar ramai meriah dengan hadiah yang menarik bagi pesertanya.
Kegiatan diawali dengan Sholat Dzuhur berjamaah, kemudian acara seremonial diselenggarakan dengan lesehan di Kediaman H. Wahyu, Toko Sembako Pas lantai 2 Pasar Cipete Jakarta.
Hadir ratusan Sahabat Nasuha, anggota lembaga dakwah hijrah, yang baru berdiri beberapa bulan lalu. Banyak warga dan tokoh masyarakat yang mengapresiasi dan menyambut berdirinya dan kegiatan dakwah organisasi Nasuha.
Walaupun baru didirikan pertengahan 2021 tahun ini, kegiatan dan jadwal dakwah Nasuha, sudah menyalip organisasi sejenis yang sudah bertahun tahun berdiri.
Hal ini karena jamaahnya sepakat menggunakan rules atau akidah yang benar, Ahlus sunah wal jama’ah, sesuai tuntunan Rasulullah Saw.
Pada prakata panitia, segenap sahabat nasuha menyambut baik peluncuran buku putih ini, sebagai pegangan dalam berdakwah pada anggota baru.
Dilanjutkan sambutan oleh Sahibul Bait, H Wahyu. Juragan sembako di kawasan Jakarta Selatan ini menyambut gembira segenap sahabat nasuha, bisa hadir di tempatnya ini.
“Saya berpesan, dengan peluncuran buku putih ini, sahabat nasuha makin solid, dan dakwah kepada masyarakat semakin ditingkatkan. Ke depan, akan banyak anggota masyarakat yang bergabung dengan Nasuha, sebab Prinsip utama komunitas NASUHA dalam berdakwah, mudah diterima masyarakat, Lillah, Fillah, Billah” papar Haerul, Ketua umum Nasuha, pada sambutannya.
Tidak kalah menariknya sambutan Ketua Dewan Syuro, Bambang Sumantoro menyampaikan bahwa Buku Putih Nasuha Solusi Lunas Utang Hidup Bahagia ini dicetak, untuk edukasi masyarakat, agar bisa lunas utang dan hidup bahagia sesuai syariat.
Acara berikutnya adalah pemutaran film dokumenter yang berisi sambutan atas Launching buku putih Nasuha dari berbagai tokoh agama, tokoh masyarakat, antara lain, Tokoh Politik Babeh Haikal Hasan, Gubernur Bengkulu Dr Rohidin Mersyah, Ketua Partai Demokrat DKI sekaligus Anggota DPR RI Komisi III H. Santoso, dan ketua Umum HMI MPO Affandi Ismail Hasan.
Semua tokoh tersebut diatas, menyambut positif atas peluncuran Buku Putih Solusi Lunas Utang dan Hidup Bahagia Tersebut.
Penyerahan Buku Putih Nasuha dari Ustadz Farhan Mauludi, Lc, Penulisnya kepada Haerul, Ketua Umum Nasuha diabadikan para fotografer dan para jurnalis yang hadir di acara ini.
Acara inti peluncuran buku putih inipun, sama dengan tradisi setiap peluncuran buku di beberapa tempat lainnya, yaitu paparan penulisnya atau lebih dikenal Bedah Buku.
“Self talk, bagaimana kita berbicara dengan diri kita pribadi, tiap malam kita bangun malam, kita sholat, berkomunikasi dengan Alloh Swt. Kemudian ada Servo Hutang, Servo ini teman teman, mesin penggerak lunas. Servo mechanism. Kalau orang terbiasa utang, mau bagaimanapun saat keadaan lapang dan kesulitan, akan mengulang utang lagi, dalam pikirannya utang dan utang terus, kita obati dengan buku putih nasuha ini,” jelas Ustadz Farhan Mauludi, penulis buku ini.
Tidak heran, selesai penulisnya menjelaskan atau membedah isi buku putih nasuha tersebut, para tamu undangan langsung berebut membeli bukunya.
Candra Iman Santosa, yang juga Pengusaha Event Organizer ternama di Kabupaten Bekasi, langsung membeli 10 eksemplar buku.
Disusul beberapa pengusaha lainnya, memborong buku putih sebagai bekal dakwah kepada masyarakat.
“Sekali orang membaca buku ini, dia langsung tobat dari utang” ucap Wisnu, pengusaha kuliner, asli Surabaya.
Rencananya, buku putih nasuha ini akan dicetak ulang kembali, sebab cetak perdana 1.000 eksemplar kemarin, langsung habis terjual.
Selesai acara launching buku, peserta melanjutkan upacara bendera.
“Kami sudah lama tidak upacara, sebab di komunitas anti riba sebelumnya tidak pernah ada upacara seperti ini” ujar Adhy. (rls/dit)