JAKARTA- Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti nyatakan ada pelanggaran HAM dalam kasus penembakan enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh aparat kepolisian, pada Senin (7/12/20) dini hari.
“Untuk memperlihatkan bahwa dalam posisi ini, dalam kasus ini, KontraS melihat bahwa ini merupakan sebuah pelanggaran hak asasi manusia,” ujar Fatima dalam diskusi daring sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com (26/12/20).
Fatia menilai bahwa polisi telah melakukan tindakan sewenang-wenang dalam insiden tersebut dan mengabaikan asas praduga tak bersalah.
“Dari penembakan sewenang-wenang ini pada akhirnya justru melemahkan posisi hukum itu sendiri, karena pada akhirnya hukum itu seperti tidak berguna untuk dilakukan adanya pembuktian,” katanya.
“Dan ini di luar arena hukum yang seharusnya dijadikan sebuah prioritas utama dari adanya dugaan tindak pidana yang sebenernya tidak bisa adil karena sudah tidak bisa dibuktikan orang-orangnya sudah meninggal,” imbuhnya.
Penyelidikan kasus tersebut hingga kini masih dilakukan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Pihak Komnas HAM juga melakukan penyelidikan sendiri kasus ini.
Komnas HAM telah memeriksa anggota Polda Metro Jaya yang bertugas dalam malam insiden penembakan tersebut dan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit.
“Pemeriksaan ini untuk memperjelas alur kronologi, menguji persesuaian dan ketidakpersesuaian, serta memperdalam beberapa keterangan yang sudah didapat,” kata Damanik dalam keterangan resmi, Kamis (24/12/20) lalu.
Untuk mengingatkan, penembakan terjadi saat rombongan pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab melintasi Tol Cikampek, Senin (7/12/20).
Polri menyebut penembakan itu dilakukan lantaran petugas diserang lebih dulu oleh tembakan laskar. Dua anggota laskar kemudian tertembak dalam bentrok di tol. Sementara, empat lainnya ditembak di dalam mobil karena mencoba merebut senjata aparat.
“Kenapa dilakukan penindakan tegas dan terukur? Karena yang bersangkutan ingin merebut senjata milik petugas,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Senin (14/12/20).
Lain Versi FPI, menurut FPI, Laskar tak memiliki senjata api dan diserang lebih dulu oleh petugas. Pihak laskar pun tak mengetahui sebelumnya bahwa mobil yang membuntuti berisi polisi. (cni/dim)
