LAMPUNG- Panas, makin panas! Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Lampung semakin kesini semakin bertensi tinggi.
Aroma saling tikam, sikut menyikut, kampanye negatif yang menghalalkan segala macam cara untuk memenangi kontestasi 5 tahunan ini begitu kentara. Terlebih, prosesi pencoblosan tinggal menunggu hari, tanggal 9 Desember lusa!
Ya, urusan Pilkada ini melibatkan pertandingan dunia ghaib hingga uang-uang yang mendatangi rakyat untuk jadi penggoda yang seksi bagi para pemilik suara.
Ada 8 wilayah di Lampung yang menggelar Pilkada serentak, yakni Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Pesisir Barat.
Dari 8 Kabupaten/Kota di Lampung yang menggelar Pilkada itu, paling tidak ada 2 wilayah yang bakal dihelat dengan tingkat emosional tinggi. Yakni, Kabupaten Lampung Tengah dan Kota Bandar Lampung.
Ini bukannya tanpa alasan. Lampung Tengah misalnya, di wilayah dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 922.468 orang atau paling banyak se Provinsi Lampung itu ada nama Nessy Kalviya. Nessy merupakan isteri mantan Bupati Lampung Tengah Periode 2015-2020, Mustafa.
Faktor Mustafa inilah yang membuat Pilkada Lampung Tengah bakal berjalan bak perang bratayudha. Pasalnya, loyalis Mustafa di Lampung Tengah menganggap bahwa ada musuh dalam selimut yang “menjegal” Mustafa untuk menjadi gubernur pada Pilgub Lampung 2018 sekaligus melengserkan Mustafa dari kursi Bupati Lampung Tengah lewat “ranjau” hukum.
Bersama koalisi Nasdem, PKS, Perindo dan sejumlah partai non parlemen, Nessy Kalviya berpasangan dengan salah satu sesepuh kiyai Nahdhotul Ulama (NU) Lampung Tengah, Imam Suhadi.
Pasangan yang membawa misi Lamteng bersinar itu bakal bertarung dengan 2 Paslon kandidat lain, yakni duetLoekman Djoyosoemarto – M. Ilyas yang didukung PDIP dan Gerindra serta Musa Ahmad – Ardito Wijaya yang didukung Golkar,PKB,PD dan PAN.
Untuk diketahui, Loekman merupakan wakil bupati yang sejak 20 September 2018 lalu menggantikan posisi Mustafa sebagai Bupati Lampung Tengah hingga masa jabatan selesai di Bulan Februari 2021 mendatang.
Bagaimana dengan sosok kandidat lain? Ardito Wijaya yang saat ini mencalonkan diri sebagai wakil bupati berpasangan dengan Musa Ahmad merupakan anak Wali Kota Metro, Pairin.
Pairin merupakan pasangan mesra dari suami Nessy Kalviya, yakni Mustafa saat berduet menahkodai Lampung Tengah di periode 2010 – 2015. Waktu itu, Pairin jadi bupati sedangkan Mustafa jadi wakil bupati.
Sementara Musa Ahmad juga bukan orang asing bagi masyarakat Lamteng. Ia pernah beberapa kali mencalonkan diri menjadi menjadi kepala daerah di Lamteng, tapi selalu gagal .
Tengok saja di gelaran Pilkada 2010. Saat itu Musa Ahmad yang mencalonkan diri menjadi Bupati Lamteng berpasangan dengan Suwidyo kalah dari pasangan Pairin (ayah dari Ardito yang kini menjadi pasanganya) – Mustafa (suami dari Nessy Kalviya).
Juga di musim Pilkada Lamteng 2015 lalu, Musa berpasangan dengan Mudiyanto Thoyib untuk menjadi wakil bupati. Namun kala kala itu Musa kalah telak dari pasangan Mustafa – Loekman Djoyosoemarto dengan perolehan 87.134 suara (14,08 persen) berbanding 393 130 suara (63,54 persen).
Di Pilkada 2015 itu juga ada nama Imam Suhadi. Saat itu, ia berpasangan dengan Gunadi Ibrahim untuk menjadi wakil bupati. Pasangan ini memperoleh suara sebanyak 128.694 (20,80 persen).
“Tanpa mengecilkan Loekman (petahana), pilkada kali ini memang pertarungan antara Nessy Kalviya Mustafa – Imam Suhadi dengan Musa Ahmad – Ardito Wijaya. Dua Paslon ini lah yang saat ini punya basis massa besar. Baik karena faktor diri, suami maupun keluarga,” kata salah satu legislator di Lampung yang enggan namanya disebut.
Terlebih, lanjut dia, ada kabar kencang yang menyebut salah satu pengusaha besar di Lampung juga ikut “bermain” di Pilkada Lampung Tengah.
“Ini yang membuat runcing pilkada di Lamteng. Makanya, coba lihat dan dengarkan apa yang terjadi di Lamteng sekarang. Lihat saja di Facebook, grup WA dan sebagainya, terjadi dugaan politik uang. Ini yang harus disikapi cepat oleh Bawaslu,. Kalau tidak, bisa makin runcing ini urusan Pilkada di Lamteng,” ucapnya.
Pun demikian, semua calon di Lamteng optimis bisa memenangkan Pilkada.
Bahkan, Loekman Djoyosoemarto menargetkan kemenangan 80 persen atas lawan-lawan nya saat melakukan deklarasi dengan partai pengusung.
Pada bagian lain, Mengutip omongan Ketua DPW Nasdem Lampung, Taufik Basari saat penyerahan surat tugas untuk sejumlah bakal calon kada di Hotel Emersia beberapa bulan yang lalu. Ia menyatakan bahwa seluruh kader Nasdem di Lampung bergemuruh untuk memenangka Nessy Kalviya sebagai Bupati Lampung Tengah.
“Hati kami bergetar, saat mendengar Lampung Tengah. Kader dan simpatisan Nasdem bakal kerja keras dan solid untuk memenangkan Nessy Kalviya Mustafa,” tegas Taufik.
Pada bagian lain, di Kota Bandar Lampung. Jantung Ibu Kota Provinsi Lampung.
Eva Dwiana mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota. Ia merupakan isteri tercinta dari Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN.
Eva yang berpasangan dengan Deddy Amrullah itu bakal bertarung dengan pasangan Yusuf Johar – Tulus Purnomo serta duet Rycko Menoza – Johan Sulaiman.
Untuk diketahui, Yusuf Johar merupakan Wakil Wali Kota Bandar Lampung. Pendamping Herman HN memimpin Kota Tapis Berseri dari 2015 lalu.
Meski berpasangan, namun hubungan Yusuf Johar dan Herman HN nyaris tak pernah akur. Hampir 5 tahun ini, tidak ada “panggung” bagi Yusuf Kohar di Bandar Lampung.
Namun demikian, Yusuf Kohar yang tadinya tidak diperhitungkan, tiba-tiba menjadi sosok kuat. Ia borong banyak partai yang duduk di parlemen. Ya, 5 partai berhasil digaetnya, PAN, Partai Demokrat, PKB, Perindo dan PPP.
Eva – Deddy Amrullah didukung PDIP, Gerindra dan Nasdem.
Sementara Rykco Menoza, putera dari Gubernur Lampung 2 periode, Sjachroedin ZP dengan susah payah, berhasil menggaet PKS untuk mau berkoalisi dengan Golkar. Rycko akhirnyabberpasangan dengan Johan Sulaiman yang merupakan kader PKS.
Tidak perlu keberatan memang, jika Pilkada Bandar Lampung 2020 ini disebut perang bintang. Bagaimana tidak, tiga orang Calon Wali Kota yang bertarung punya basis massa kuat di belakangnya.
Eva memang diunggulkan, selain sang suami yang saat ini masih aktif duduk sebagai Wali Kota Bandar Lampung, Eva juga memiliki basis massa yang cukup besar. Khususnya jaringan ibu-ibu yang bernama pengajian Rahmat Hidayat.
Setidaknya, pengajian Rahmat Hidayat dapat perhatian khusus dari Eva sejak 2010 lalu. Saat Herman HN menjadi Wali Kota Bandar Lampung untuk periode pertama.
Sementara pada pemilihan anggota legislatif (pileg) 2019 lalu, Eva juga menjadi pendulang suara terbanyak PDIP di Lampung. Ia mendapatkan 86.258 suara untuk Dapil Bandar Lampung dari total 146.294 suara milik PDIP.
Dengan angka itu, Eva berhasil mengamankan empat kursi anggota dewan di DPRD Provinsi Lampung dapil Bandar Lampung.
Pun demikian, sampai tanggal 9 Desember sore, kita tidak akan tahu siapa yang menang.
Pesta demokrasi ini akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan dicintai rakyat manakala diselenggarakan secara profesional oleh para penyelenggara pemilu.
So, Pilihan rakyat lah yang bakal menentukan nasib kabupaten maupun kota kita mendatang. Siapa pemimpinmu? Jangan golput ya. (Jar)