Bilang Wartawan Dedemit, Oknum Kepala Sekolah Di Way Kanan Didesak Mundur

444 views

WAY KANAN- Pernyataan Suparno, oknum Kepala Sekolah SDN Bandar Sari, Kecamatan Baradatu, Way Kanan yang menyatakan profesi wartawan sebagai demit menuai kecaman.

Tak hanya kecaman saja, Ikatan Wartawan Online (IWO), Way Kanan bahkan mendesak Suparno untuk mundur dari jabatanya sebagai kepala sekolah juga juga mundur dari posisi K3S.

Ketegasan ini dikatakan oleh Ketua PD IWO Way Kanan Fito Alistiyadi, saat berdialog dengan jajaran K3S, MKKS SMP, yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan, bertempat di rumah makan Way Tahmi, Sabtu (15/2/20).

Untuk diketahui, pernyataan Suparno yang kontroversi itu terungkap dari unggahan video berdurasi satu menit 55 detik yang menyebar di sejumlah grup WhatsAp di Way Kanan.

Saat itu, puluhan kepala sekalah, termasuk SP yang merupakan Ketua K3S didampingi Kabid Dikdas Disdik Way Kanan menyambangi Kantor PWI Way Kanan.

Dalam vidio tersebut berisikan kekesalannya terhadap wartawan seperti mengatakan melihat wartawan seperti melihat dedemit dan sempat mengeluarkan golok juha gergaji untuk mengancam wartawan yang datang.

“saya sudah kesal didatangi wartawan akhirnya saya keluarkan golok dan gergaji, eh dia tidak berani juga,” kata SP sebagaimana yang ada di dalam video.

Nah, Perkataan SP utulah yang membuat para jurnalis lintas organisasi pers berang.

Ketua PD IWO way kanan Fito Aliastiadi misalnya, dirinya tidak terima dengan lontaran sang kepala sekolah yang dianggapnya sangat merendahkan proftesi wartawan.

“Kalau secara pribadi sudah dimaafkan, tetapi hukum tetap berjalan, karena anak dan istri saya hidupi dari profesi wartawan, oleh karena itu hasil rapat IWO mengatakan SP harus berhenti sebagai kepsek dan K3S titik!” ucap Fito.

Senada, jurnalis senator.ID Aldi Gunawan juga menyayangkan “arogansi” yang ditunjukkan oknum kepala sekaolah.

BACA JUGA :   Listrik Padam 2 Hari, Menteri BUMN Harus Copot Pejabat PLN!

“Tidak sepatutnya kepala sekolah berlaku seperti itu. Semestinya bisa mengendalikan perkataan sehingga tidak ada yang tersakit. Kalau sudah seperti ini, barangkali kata maaf belum tentu cukup mengobati rasa sakit para wartawan yang merasa dilecehkan harga dirinya,” ucap Aldi.(gun/dit)