JAKARTA- Kementerian BUMN dukung penuh kesiapan dan komitmen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Air Products & Chemicals, Inc menjalankan hilirisasi batubara.
“Kami menyambut baik investasi industri hilirisasi batubara ini karena akan memiliki nilai tambah dan akan membantu ketergantungan Indonesia atas impor elpiji, dengan mengubah batubara menjadi dimethyl ether atau DME,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (30/1/20).
Diketahui, Bukit Asam bersama Air Products, yang berbasis di Amerika Serikat, melakukan pertemuan dengan Kementerian BUMN terkait proyek hilirisasi batubara.
Pertemuan tersebut dihadiri Menteri BUMN, Direktur Utama Bukit Asam, dan CEO Air Products.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyatakan melalui hilirisasi, batubara berkalori rendah akan diubah menjadi produk lain yang memiliki nilai tinggi dengan menggunakan teknologi gasifikasi.
“Hilirisasi ini sesuai dengan corporate taglinekami yakni Beyond Coal. Bukit Asam mulai melakukan transformasi untuk memberikan nilai tambah batubara dengan mengolahnya menjadi produk akhir seperti DME, metanol, dan MEG (mono ethylene glycol),” katanya dilansir dari Antara.
Teknologi ini akan mengonversi batubara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi DME, metanol, dan MEG.
Proyek hilirisasi batubara direncanakan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300 ribu ton metanol, dan 250 ribu ton MEG.
Saat ini studi kelayakan sudah selesai dan masuk ke tahap FEED dan EPC. Pabrik iini diharapkan dapat beroperasi akhir 2023.
Hilirisasi batubara akan mengurangi nilai impor gas hingga sekitar satu miliar dolar AS per tahun.
Total investasi untuk pengembangan gasifikasi ini adalah 3,2 miliar dolar AS, dengan Air Products bertindak sebagai investor di hulu dan hilir. (ant/dim)