LAMPUNG TENGAH- Esok, 269 wilayah di Indonesia menggelar pemilihan kepala (Kepala Daerah) serentak. Khusus di Lampung, ada delapan Kabupaten/Kota yang akan menggelar pesta demokrasi rakyat ini.
Dari sejumlah daerah yang menggelar pilkada, selain Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Kota Metro menjadi dua daerah terpanas pertarungan politiknya.
Di Lampung Tengah, ada empat pasangan calon yang bakal bertarung sengit.
Dua paslon independent yakni Samidjo – Fathoni (nomor urut 1),Mudiyanto Thoyib – Musa Ahmad (Nomor Urut 4). Dua paslon partai yakni Incumbent Dr. Mustafa – Loekman Djoyosoemarto (Nomor Urut 2) dan Gunadi Ibrahim – Imam Suhada.
Dari empat pasangan yang bertarung, pilkada Lampung Tengah didominasi trik dan intrik politik dari tiga pasangan. Yakni Mustafa, Mudiyanto dan Gunadi.
Panasnya kancah politik di Lampung Tengah memang sudah diprediksi oleh pelbagai kalangan. Maklum, gejolak sosial di wilayah ini memang acapkali terjadi. Jika tidak diantisipasi, gesekan “arus bawah” bakal terjadi menjelang pencoblosan pada 09 Desember esok.
Diprediksi hanya dua pasangan yang bakal bertarung mati-matian, yakni Mustafa – Loekman Djoyosumarto versus Mudiyanto Thoyib – Musa Ahmad. Sementara Gunadi ibrahim dianggap menjadi kuda hitam untuk “merecoki” pertarungan dua kubu tadi.
Diatas kertas, sebagai Incumbent, Mustafa diprediksi kuat bakal melaju menjadi pemenang. Selain mempunyai jaringan insfrastruktur yang lebih siap diantara calon lain, Mustafa didukung mayoritas partai peserta pileg lalu. Yakni Golkar, PDIP, PKS, NasDem, PKPI, PAN, Hanura, PPP dan Partai Demokrat.
Namun dalam konteks pilkada kali ini, kekuatan Mustafa hanya bertumpu pada dirinya sendiri. Ini tak lepas dari Loekman Djoyosoemarto yang menjadi wakilnya belum begitu akrab dengan massa Lamteng sehingga dianggap banyak kalangan tidak memiliki basis massa yang kuat.
Artinya, Jika ingin menang, Mustafa mesti mensolidkan barisan dan infrastruktur pendukung yang telah dibinanya selama ia menjabat sebagai Wakil Bupati Lamteng.
Saat Mustafa menjadi wakil Pairin menahkodai Lamteng, sejumlah organisasi sosial telah terbentuk. Bahkan, menjelang pileg dan pilpres lalu, Ia didaulat menjadi Ketua Golkar Lamteng.
Tak dipungkiri, sebagai Incumbent, Mustafa sangat dekat dengan kemenangan, yang terpenting “perahu” yang selama ini ada dilingkarannya tidak bocor sehingga mempengaruhi perolehan suara.
Jika sampai bocor, maka keuntungan bakal menghampiri Paslon Mudiyanto – Musa atau Gunadi -Imam Suhadi yang didukung Gerindra dan PKB.
Lain hal dengan Mustafa yang pincang, pasangan Mudiyanto Thoyib dan Musa Ahmad dianggap mempunyai basis massa. Mudiyanto pernah menahkodai Lampung Tengah sedangkan Musa Ahmad menjadi penyumbang suara terbesar Gerindra di Indonesia pada Pilihan legislatif tahun lalu.
Meski sama-sama dari kalangan Jawa, Mudiyanto masih terbilang menjual daripada sosok Loekman. Ini tak lepas dari pernah berkuasanya Mudiyanto sepeninggal Andy Achmad dari kursi Bupati Lamteng.
Thus, dengan keberhasilan Musa ahmad mendapat suara besar di Pileg lalu, banyak kalangan menganggap menjadi pemicu “ngototnya” Musa untuk nyalon pilkada, meski Ketua Gerindra Provinsi Lampung Gunadi Ibrahim juga maju ke bursa pilkada Lamteng.
Dua lawan Satu, itulah yang sepertinya bisa diungkapkan untuk pertarungan Mustafa – Loekman D vs Mudiyanto – Musa Ahmad. Siapapun Masyarakat Lamteng yang memilih pasangan Mustafa-Loekman D “hanya” melihat sosok mustafa, bukan sosok Loekman D meski sang wakil merupakan representasi orang jawa yang prosentasenya terbesar dari suku lain yang ada di Lamteng.
Sedangkan masyarakat yang memilih Mudiyanto – Musa melihat kedua sosok ini. Ada yang memilih lantaran melihat Mudiyanto, ada juga yang memilih lantaran melihat sosok Musa.
Kehadiran Ketua Gerindra Lampung, Gunadi Ibrahim juga patut disimak. Meski tidak diunggulkan layaknya Mustafa maupun Mudiyanto, namun hasil Pilkada Lamteng nanti bisa mencerminkan gambaran loyalitas kader dan simpatisan kepada partai.
Jika Gunadi bisa memaksimalkan suara Gerindra di Lamteng, maka ia bakal memperoleh dukungan suara Gerindra di Lamteng sebagaimana didapat pada Pileg lalu.
Jika demikain, maka suara Musa Ahmad bakal tergergus.
Namun yang jadi pertanyaan, apakah kader dan simpatisan partai Gerindra di Lamteng bakal tunduk dengan menyokong suara Gunadi Ibrahim, sang ketua partai? Kita Lihat saja nanti.
Matematika politik lain, jika suara partai berperan ampuh untuk mengantarkan paslon guna duduk menjadi kepala daerah, maka Mustafa dengan dukungan multipartai bakal merengkuh singgasana. (*)