Jalin Sinergitas, IPC Panjang Gelar Coffee Morning Bareng Gubernur Dan Pelaku Usaha

384 views
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat beri sambutan di coffee morning IPC Panjang

BANDAR LAMPUNG- Jalin sinergitas, IPC Pelindo Panjang menggelar coffee morning bersama jajaran direksi, KSOP, Beacukai, Pemerintah Provinsi Lampung dan para pengusaha di depan Gudang CFS (Container Freight Station), Senin (9/3/20).

Acara tersebut mengusung tema “Mewujudkan Sinergitas antara Pemerintah Propinsi Lampung dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang, Bea Cukai dan Pelaku Usaha (Eksportir / Importir) Dalam Rangka Meningkatkan Ekspor dan Pengendalian Impor”

“Terimakasih atas pelaksanaan cofe morning kita ini, dan di acara coffee morning ini diharapkan kita bisa saling berdiskusi,” kata General Manager IPC Pelindo, Drajat Sulistyo diacara tersebut.

Drajat melanjutkan, bahwa 85 persen kargo yang diterima IPC Pelindo adalah internasional dan 15 persen adalah konsolidasi di antaranya kargo dari luar daerah dikumpulkan di Pelindo untuk internasional.
“Jadi sesungguhnya pelabuhan kita ini adalah full internasional yang domestiknya melalui penyeberangan,” jelasnya.

Menurutnya, Provinsi Lampung mempunyai empat pilar di antaranya lokasi strategi, infrastruktur, sumber komuniti unggulan, dan kawasan industri dan pariwisata.

“Jadi Lampung ini memang sudah luar biasa dan tidak perlu lagi untuk dipoles. Semua karunia sudah baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meminta kepada para pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor dan mengendalikan impor di Provinsi Lampung.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung, Gubernur Arinal, menyambut baik diselenggarakannya acara coffee morning ini sebagai wahana untuk sinergitas Pemerintah Daerah, PT. Pelindo II, Bea Cukai, dan pelaku usaha guna meningkatkan ekspor dan mengendalikan impor di Provinsi Lampung,” ujar Gubernur Arinal.

Gubernur Arinal menjelaskan, Provinsi Lampung memiliki banyak potensi untuk mengejar target pertumbuhan.

“Lampung memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat bagus dan potensial. Dan sekarang Lampung sudah didukung transportasi sebagai penghubung ekonomi dalam kepentingan terkait dengan ekspor. Diharapkan ini suatu kejayaan untuk menuju Lampung Berjaya di masa mendatang,” jelas Gubernur Arinal.

BACA JUGA :   Jelang Lebaran, Pemprov Lampung Kerahkan 600 Nakes untuk Percepat Vaksinasi

Menurut Gubernur tidak ada komoditas sektor pertanian Lampung yang tidak masuk 10 besar Nasional. “Kita penghasil singkong nomor satu dunia, dan komoditi lainnya. Tapi kenapa kita masih melakukan impor?” ujar Gubernur.

Saat ini penduduk di Lampung 9,7 juta jiwa. Sebagian besar petani.

“Kalau disuruh milih antara rakyat dan pengusaha, pasti saya pilih rakyat. Kita lebih baik ekspor dari pada mengambil keuntungan di tengah kesulitan rakyat,” tegas Gubernur.

Untuk itu, Gubernur Arinal menyampaikan komitmennya meningkatkan ekspor dan melakukan pengendalian impor. Hal itu juga sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Lampung yaitu “Rakyat Lampung Berjaya. Aman, Berbudaya, Maju, Berdaya Saing, dan Sejahtera”.

Pemerintah Provinsi Lampung sendiri juga terus menggalakkan peningkatan perekonomian daerah dengan diversifikasi produk (menganekaragamkan) dan hilirisasi (peningkatan nilai tambah) produk ekspor.

Diversifikasi ekspor tidak hanya dilakukan dari sisi produk, tetapi juga memperluas negara tujuan ekspor.

“Untuk mendukung target tersebut, para stakeholder di Provinsi Lampung, dalam hal ini pemerintah daerah, instansi terkait, eksportir, dan importir perlu adanya penetapan target dan arah kebijakan secara nasional dan daerah,” ujar Gubernur.

Hal tersebut akan dijadikan Gubernur acuan bagi daerah mulai dari Provinsi, Kabupaten / Kota, sampai tingkat desa.

Lebih lanjut, Gubernur Arinal menjelaskan bahwa di era Globalisasi ini di mana persaingan semakin kompetitif serta dunia industri yang sudah memasuki Era 4.0, maka Lampung harus dapat bersaing dengan produk-produk luar.

Komoditas unggulan ekspor seperti CPO, nanas, kopi robusta, lada hitam, udang beku, karet, molases, kakao, dan kelapa harus dijaga kualitasnya.

Berdasarkan data BPS Provinsi Lampung, kinerja perdagangan luar negeri Provinsi Lampung, pada tahun 2019 ekspor mengalami penurunan sebesar -15,14% dengan nilai 2,93 miliar USD dan impor mengaIami peningkatan sebesar 0,83 % dengan nilai 2,85 miliar USD. Kondisi tersebut menghasilkan surplus sebesar 84,32 juta USD.

BACA JUGA :   Bantu Warga Terdampak Covid-19, Riana Sari Arinal Serahkan Bantuan Sembako ke Pengrajin di Lambar

“Ini harus kita balik, ekspor harus diprioritaskan dibandingkan dengan import. Kalau import dilakukan ketika emergency. Untuk itu diperlukan sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

Arinal juga akan mengambil langkah dalam menyiapkan lahan, supaya Pelabuhan ini tidak dicampur adukkan pemanfaatannya untuk komoditas ternak.

“Lampung akan menjadi lumbung ternak nasional, kalau tidak disiapkan pelabuhannya, maka nantinya akan menyebabkan masalah,” tambah Gubernur Arinal.

Mengenai hasil kinerja ekspor yang kurang baik pada masa sebelumnya disebabkan oleh melemahnya perekonomian global yang menyebabkan berkurangnya permintaan dari luar negeri sehingga beberapa komoditi ekspor seperti CPO, udang, karet, dan lada hitam mengalami penurunan.

Impor meningkat pada tahun lalu disebabkan oleh adanya impor migas yang mengalami peningkatan.

“Pemerintah Provinsi Lampung telah berupaya membuka peluang ekspor bagi produk khas Lampung yang dihasilkan oleh UKM / IKM yang berdaya saing, mengupayakan hilirisasi dan diversifikasi produk, dan penambahan pasar ke negara-negara baru (non tradisional) seperti Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Amerika Selatan,” jelas Gubernur.

Melalui Coffe Morning ini, Gubernur Arinal Djunaidi berharap pengusaha dapat melakukan ekspor melalui Pelabuhan Panjang dan terjalin keselarasan dan koordinasi yang baik antara para pelaku usaha, Pelindo II, Bea Cukai, dan Pemerintah Daerah, serta dapat meningkatkan kelancaran demi peningkatan ekspor di Provinsi Lampung. (hum/han/dit)