Jakarta- Gerindra menilai ditunjuknya Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina hanya akan mebuat perusahaan plat merah itu gaduh. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon ingatkan salah satu indikatornya lantaran adanya penolakan keberadaan Ahok oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).
“Menurut saya pasti menimbulkan kegaduhan,” ucap Fadli usai menghadiri acara bedah buku di Medan Merdeka, Jakarta, Sabtu (23/11/19).
Selain adanya penolakan, Fadli menilai Ahok tidak punya kompetensi yang cukup untuk menduduki kursi komisaris utama. Ini lantaran latar belakang Ahok yang tidak pernah berkecimpung di sektor perminyakan.
Seperti diketahui, Ahok berlatar belakang gubernur DKI Jakarta, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Bupati Belitung Timur.
Di dunia bisnis, Ahok pernah berkecimpung di perusahaan tambang timah milik keluarganya.
Sementara latar belakang pendidikan, Ahok merupakan lulusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
“Seharusnya kan cari orang profesional, memangnya dia orang minyak? Dia kan bukan orang minyak, hebatnya apa dia?” katanya.
Lebih lanjut ia menduga keterpilihan Ahok sebagai pucuk pimpinan di perusahaan pelat merah hanya dilandasi pada kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi dan Ahok pernah bekerja sama di DKI Jakarta ketika menjabat sebagai gubernur dan wakil presiden pada 2012-2014.
Jokowi akhirnya meninggalkan Ahok di Balai Kota karena terpilih menjadi Presiden Indonesia ketujuh pada Pemilihan Umum 2014. Setelah itu, Ahok naik takhta ke kursi orang nomor satu di DKI Jakarta.
“Saya kira itu refleksi kedalaman hubungan antara Pak Jokowi dan Ahok sebagai teman sejati, bukan teman politik atau teman biasa,” ujarnya. (cni/pin)
