Munas Golkar, Bamsoet: Saya Nyatakan Maju (Caketum) Agar Kawan-kawan Saya Dikembalikan Ke Tempatnya

344 views

Jakarta- Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku terpaksa untuk maju menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 3-6 Desember mendatang.

Ia menyatakan bahwa langkahnya maju jadi caketum Golkar lantaran banyak dari para pendukungnya dizalimi oleh Airlangga Hartarto selaku ketum golkar saat ini.

“Sebetulnya saya dalam posisi terjepit, saya sebetulnya juga nggak ingin maju tapi karena ada komitmen yang tidak dipenuhi, di mana salah satu komitmen itu adalah lakukan rekonsiliasi atas para pendukung saya dan menempatkan mereka pada posisi yang tepat dan sewajarnya, dikembalikan dalam posisi semula,” kata Bamsoet kepada wartawan di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2019).

Ia mengatakan, banyak pendukungnya yang dicopot dari posisinya di komisi DPR RI. Alih-alih melakukan rekonsiliasi, justru salah satu bendahara umum pendukungnya digeser dari posisinya yang sudah puluhan tahun diduduki.

“Jadi pada akhirnya karena kondisi tersebut saya nyatakan maju, agar kawan kawan saya yang terzalimi ini bisa dikembalikan lagi ke tempatnya. misalnya hari-hari terakhir bukan rekonsiliasi, tapi bendahara umum pendukung saya digeser dari Komisi IV yang sudah puluhan tahun di sana ke komisi IX atau X itu,” sebutnya.

Bamsoet mengatakan semua keluarga besar adalah keluarganya. Dia berharap Golkar tidak alergi terhadap kompetisi untuk memilih pemimpin.

“Nggak perlu khawatir, Airlangga adalah sahabat saya, Agus Gumiwang sahabat saya, dan semua keluarga besar adalah anggota keluarga sehingga kita nggak boleh alergi dengan kompetisi, justru Golkar harus buktikan yang terbaiklah yang nanti kita persilakan memimpin golkar,” ujarnya.

Selain itu, Bamsoet menanggapi soal adanya isu munas tandingan. Menurutnya, dalam sejarah Golkar itu bisa terjadi jika saluran demokrasi di partai tidak terlaksana.

BACA JUGA :   Di Arena Kongres, Zulkifli Hasan Daftar Jadi Caketum PAN 2020-2025

“Dalam sejarah Munas Golkar, munas tandingan itu ada kalau saluran demokrasinya tersumbat dipaksakan seperti halnya yang lalu lalu, tapi kalau berlangsung demokratis tidak ada munas tandingan,” ucap Bamsoet. (tik/bim)